Investasi Energi Terbarukan Terus Naik, Ini Buktinya

Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini secara investasi semakin menarik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Nov 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 10:15 WIB
20160330- PLTP Lahendong- Sulawesi Utara- Faizal Fanani
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero) telah mengembangkan dan mengoperasikan PLTP Unit 1,2,3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 20 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, porsi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini secara investasi semakin menarik.

Direktur Jenderal Energi, Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan, total investasi EBT tahun ini hingga Oktober mencapai Rp 11,74 triliun. Menurutnya, capaian investasi yang meningkat setiap tahun menandakan investasi pada sektor EBT menarik.

"Pada 2014, nilai investasi EBT sekitar Rp 8,63 triliun, lalu meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp 13,96 triliun," kata‎ Rida, di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Rida melanjutkan, saat ini harga listrik dari RBT mampu bersaing dengan listrik dari energi fosil. Hal ini akan berujung pada tarif listrik yang dibebankan ke masyarakat bisa terjangkau.

"Selain itu, harga EBT makin kompetitif sehingga pada akhirnya tidak memberatkan masyarakat," ujar Rida.

Kapasitas energi dari sektor EBT terus meningkat. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terpasang hingga Oktober 2017 telah mencapai 1.808,5 Megawatt (MW).

 

selanjutnya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) kini kapasitas terpasangnya mencapai 259,8 MW. Adapun, Pembangkit Tenaga Listrik Bioenergi kapasitasnya tercatat sebanyak 1.812 MW.

Rida mengatakan, pemerintah dari 2014-2017 telah membangun 471 unit pembangkit berbasis EBT dengan total kapasitas 38,9 MW. Menurutnya, pembangkit tersebut mampu mengaliri listrik kepada 67.000 kepala keluarga (KK).

"Kapasitasnya memang kecil, tapi ini merupakan bentuk pelayanan kita kepada masyarakat yang tinggal di daerah terisolasi," imbuh Rida.

Selain itu, sebagai upaya pemerataan distribusi energi, pemerintah juga akan membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE) kepada lebih dari 80 ribu KK. "Mudah-mudahan tidak sampai dua tahun ke depan, tidak ada saudara kita yang tidak menikmati listrik," katanya.

Mulai November tahun ini, lampu tersebut akan didistribusikan ke 28 kabupaten di lima provinsi, yakni Riau, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Satu paket lampu hemat energi ini terdiri dari satu panel surya dan bohlam dengan ketahanan 6 jam, 12 jam, dan 60 jam. Lampu berdaya 3 Watt ini menghasilkan sinar setara dengan bohlam 25 watt.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya