Liputan6.com, Jakarta - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru dengan kapasitas 110 megawatt (MW) di Sumatera Utara.
Anak usaha PT PLN (Persero) ini memperkirakan pembangunan proyek pembangkit listrik ini bakal menelan biaya US$ 1,6 miliar atau setara Rp 21,6 triliun (kurs US$ = Rp 13.513).
Advertisement
Baca Juga
"Untuk proyek ini kami berpartner dengan FEGE dan IFC," kata Direktur Utama Pembangkitan Jawa Bali, Iwan Agung Firstantara di Surabaya, Kamis (28/12/2017).
Iwan menargetkan proyek yang masuk dalam proyek 35 ribu megawatt (MW) ini bakal beroperasi 5-6 tahun ke depan. Kehadiran proyek ini akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera Utara.
"Ini sudah financial closing dan pembebasan lahan," jelasnya.
Tak hanya PLTA Batang Toru, PJB juga membangun sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar air di proyek 35 ribu MW yaitu PLTA Kesamben, PLTA Karang Kates unit 4 dan 5.
Saat ini Pembangkitan Jawa Bali telah mengoperasikan pembangkit berbahan bakar air yaitu PLTA Cirata dengan kapasitas 1.000 MW dan PLTA Brantas 250 MW. Selain ramah lingkungan, kelebihan pemakaian energi baru terbarukan (EBT) adalah energi tersebut dapat diperbarui sehingga dapat berkelanjutan dan tak akan habis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLTU
Selain PLTA, pembangkit lain yang dibangun dalam proyek 35 ribu MW adalah PLTU Sumut 2, PLTGU Sumbagut unit 1,3 dan 4, PLTGU Riau unit 2, PLTU mulut tambang Riau 1, dan PLTU mulut tambang Sumsel 6.
Kemudian PLTU Jawa 5, PLTU Jawa 7, PLTU Lodoyo 2, , PLTGU Jawa 3, serta PLTU Cilacap Ekspansi. PLTU mulut tambang Kalselteng unit 3, 4 dan 5.
"Tahun depan, PJB Akan fokus ke pengembangan pembangkit dengan kapasitas 8.342 MW," papar dia.
Advertisement