Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan Perum Bulog akan segera menyalurkan beras medium ke pasar-pasar tradisional, khususnya di DKI Jakarta. Hal tersebut menyusul keluhan dari pedagang soal sulitnya mendapatkan beras jenis tersebut.
‎"Per besok harus sudah rata semuanya, seluruh pasar tradisional sudah masuk beras Bulog jenis medium. Saya sudah berkomunikasi dengan Wakil Gubernur (Wagub) DKI (Sandiaga Uno) dan Wagub segera ambil langkah‎," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (8/1/2018).
Enggartiasto mengungkapkan, beras medium tersebut akan dijual dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) beras yang sebesar Rp 9.450 untuk wilayah Jawa. Namun, Enggartiasto tak mengungkapkan berapa besar beras medium yang akan digelontorkan ke pasar tradisional ini.
Advertisement
Baca Juga
"Ini dengan harga tidak boleh lebih dari HET. Masif semuanya. (Pokoknya) Di daerah yang terjadi kenaikan cukup besar. Berapa pun kebutuhannya kita gelontorkan‎," kata dia.
Menurut Enggartiasto, setelah digelontorkan, para pedagang di pasar tradisional harus menjual beras medium dengan harga tak melebihi HET. Untuk memastikan hal tersebut, Satuan Tugas (Satgas) Pangan akan turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan.
"Seluruh pedagang Pasar Jaya sudah menjual itu. Itu akan dikawal dengan Satgas Pangan. Kalau ada pedagang menghindar tidak mau jual, nah itu berperkara," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pemerintah Pastikan Tak Buka Keran Impor Beras Medium
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan tidak akan membuka keran impor beras medium. Hal ini meskipun ada desakan dari para pedagang lantaran kekurangan beras jenis tersebut di pasaran.
Enggartiasto Lukita menyatakan, selama ini beras medium khususnya jenis IR64 mampu diproduksi di dalam negeri. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak ada alasan untuk membuka keran impor untuk jenis tersebut.
‎"Yang jenis medium IR64 yang diproduksi di sini, kita enggak akan (impor), enggak usah," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.
Sementara mengenai keluhan dari pedagang jika beras medium mulai mengalami kekosongan, Enggar menyatakan pihaknya akan meminta Perum Bulog untuk menggelontorkan stok beras yang ada untuk mengisi kekosongan tersebut.
"(Pedagang mengeluh) Yang pasti karena kosong,(tetapi) apapun alasannya kita gerojokin (gelontokan pasokan) saja," kata dia.
Enggartiasto menuturkan, impor beras hanya akan dibuka jika Indonesia tidak mampu memproduksi beras jenis tertentu yang dikonsumsi di dalam negeri. Sebagai contoh beras basmati yang biasanya dibutuhkan oleh restoran tertentu.
"Kalau sekarang basmati bagaimana kita mau produksi. Kita tanam tidak jadi-jadi," ujar dia.
Advertisement