Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan pekerjaan infrastruktur padat karya irigasi di Desa Dukuhlo, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Senin kemarin.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran infrastruktur padat karya sebesar Rp 11,28 triliun tahun ini dengan porsi belanja upah Rp 2,4 triliun. Salah satu yang dijalankan adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).
"Ini kerja bayar tunai dan merupakan padat karya yang tahun lalu kita rencanakan. Baru seminggu dimulai membuat irigasi tersier. Untuk tukangnya dibayar Rp 100 ribu, untuk pembantunya Rp 80 ribu. Ini standar di Tegal dan sekitarnya, dibayar seminggu sekali. Saya minta kepada Pak Menteri, kalau bisa setiap hari dibayar, tapi ini yang sudah berjalan memang mingguan," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Jokowi menambahkan, banyak manfaat dari program padat karya tunai. Di antaranya, menambah uang beredar di masyarakat sehingga diharapkan tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat desa semakin naik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pekerjaan padat karya di Desa Dukuhlo berupa pemasangan batu kali dan galian sepanjang 500 meter yang akan meningkatkan kelancaran suplai air ke lahan persawahan petani. Selain itu, juga dilakukan pekerjaan operasi dan pemeliharaan pada saluran irigasi primer dan sekundernya.
"P3-TGAI dilakukan di 5.000 lokasi di 34 provinsi dengan anggaran Rp 1,12 triliun. Tujuannya untuk peningkatan dan pemeliharaan saluran irigasi tersier. Masing-masing lokasi mendapat alokasi Rp 225 juta dengan komposisi Rp 195 juta untuk pekerjaan fisik dan Rp 30 juta untuk pendampingan," kata Basuki.
P3TGAI meningkatkan partisipasi petani dalam perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi karena dikerjakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) setempat didampingi oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).
Selain P3-TGAI, program padat karya Kementerian PUPR lainnya untuk mendukung ketahanan pangan nasional yakni operasi dan pemeliharaan irigasi. Total anggarannya sebesar Rp 1,6 triliun dimana alokasi belanja upah Rp 664,2 miliar dengan 4.754 kegiatan dan menyerap tenaga kerja 53.136 orang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program Padat Karya Kementerian PUPR Serap 263 Ribu Tenaga Kerja
Sebelumnya, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran Rp 11,2 triliun di 2018 untuk program padat karya cash. Total anggaran PUPR di 2018 sendiri mencapai Rp 107,3 triliun.
Program tersebut meliputi program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI), operasi dan pemeliharaan (OP) irigasi, pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi wilayah (PISEW), program penyediaan air minum berbasis masayarakat (Pamsimas).
Lalu, sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas), pembangunan rumah swadaya maupun rusun dan rumah tapak untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan pemeliharaan rutin jalan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, program ini merupakan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Program ini akan menyerap 263.646 tenaga kerja.
"Program padat karya tahun 2018 mampu menyerap 263.646 orang tenaga kerja atau sebanyak 20,5 juta hari orang kerja (HOK) dengan upah yang dibayarkan secara harian mencapai Rp 2,4 triliun dari total alokasi," kata Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
Upah yang akan diterima dari program tersebut yakni sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 160 ribu per orang per hari.
Lebih rinci, program P3TGAI senilai Rp 1,1 triliun dengan belanja upah Rp 379,7 miliar. Program ini terselenggara di 5.000 lokasi dan menyerap 62.400 tenaga kerja. Proyek OP irigasi nilainya Rp 1,6 triliun dengan belanja upah Rp 664,2 miliar. Program tersebut memiliki 4.754 kegiatan dan menyerap tenaga kerja 53.136 orang.
Lalu, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan dengan nilai Rp 986,7 miliar dan belanja upahnya mencapai Rp 418,5 miliar. Program ini meliputi 44.366 km dan 397.657 meter jembatan. Program ini akan menyerap 26.151 tenaga kerja.
Rumah khusus nilai anggarannya Rp 699,2 miliar dengan belanja upah Rp 157,3 miliar di 4.550 unit. Program ini akan menyerap 6.390 orang tenaga kerja.
Di bidang peningkatan kualitas permukiman melalui program Kotaku, Pisew, Sanimas, Paksimas, dan TPS-3R dialokasikan anggaran Rp 3,5 triliun dengan belanja upah Rp 800,6 miliar. Program akan menyerap tenaga kerja sebanyak 115.569 orang.
Advertisement