Liputan6.com, Jakarta - Analis Senior pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Tokyo, Jepang, Rahmat Hernowo resmi menjabat sebagai Kepala Perwakilan (KPw) BI Banten. Rahmat menggantikan posisi Budiharto Setiawan.
Mengemban jabatan baru, tugas Rahmat adalah menekan inflasi dan menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di daerah Banten, mengingat letaknya yang sangat dekat dengan Jakarta, Ibu Kota Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Capaian inflasi yang rendah dan stabil mencerminkan daya saing kita (Indonesia). Pertumbuhan ekonomi nasional 5 persen tidak cukup. Ke depan harus lebih baik," kata Deputi Gubernur BI, Sugeng yang ditemui di kantor BI KPw Banten, Kota Serang usai serah terima jabatan, Senin (29/01/2018).
Rahmat pun diminta untuk menyalurkan kemampuan ilmu ekonomi yang diperoleh dari Negeri Sakura ke 'Bumi Jawara'.
"Tugas Pak Rahmat, menjaga inflasi tetap rendah di Banten. Membantu daerah untuk menopang ekonomi nasional," Sugeng berharap
Saat bertugas di Jepang, Rahmat memperhatikan dan menganalisis pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Timur, seperti Jepang, China dan Korea Selatan (Korsel).
Menurut Rahmat, pertumbuhan ekonomi di tiga negara itu akan berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.
"Lalu neraca perdagangan dan investasi Indonesia di sana. Kenaikan atau penurunan (ekonomi di negara tersebut), pasti ada pengaruh besar di Indonesia," kata Rahmat di tempat yang sama.
Di Banten, Rahmat tertantang untuk membantu pemerintah mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah Banten Utara dengan Selatan.
Di wilayah Banten Utara, sambungnya, banyak industri logam dan kimia dasar dengan perekonomian yang tinggi. Sedangkan di wilayah Banten Selatan, masih terfokus pada pertanian dan pariwisata, yang potensinya belum tergali maksimal.
"Kita tahu, disparitas antara Banten dengan perbatasan DKI, dengan Banten yang lain tinggi. Ini menarik untuk di dalami ke depan," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Survei BI: Inflasi Pekan Keempat Januari 0,73 Persen
Hasil survei Bank Indonesia (BI) di pekan keempat Januari 2018 menunjukkan inflasi Januari sebesar 0,73 persen (mtm). Sementara, secara tahunan sebesar 3,36 persen (yoy).
Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan, inflasi tersebut dalam sasaran target di tahun 2018. Pemerintah sendiri menargetkan inflasi tahun ini 3,5 persen plus minus 1 persen.
"Inflasi kemarin kita sudah lakukan survei sampai Januari minggu keempat itu inflasi ada di 0,73 persen tapi ini survei ya mtm. Dan kalau dilihat yoy 3,36 persen," kata dia di BI Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Agus mencatat, terdapat sejumlah sumber inflasi. Antara lain harga beras, daging ayam, hingga cabai.
"Kita memang indentifikasi ada sumber-sumber inflasi misalnya harga beras, daging ayam, kita lihat holtikultura seperti cabai," ujar dia.
Pihaknya mengapresiasi keputusan pemerintah untuk mengimpor beras beberapa waktu lalu. Dia menuturkan, langkah tersebut sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan beras.
"Kita sambut baik pemerintah sudah impor beras karena untuk meyakini tersedianya supply cukup karena Indonesia kan negara kepulauan. Kita mesti meyakinkan bahwa kalaupun beras mesti didistribusikan semua provinsi untuk meyakini tidak ada kekurangan," ujar dia.
Advertisement