Ekonom: Proyek Infrastruktur Bisa Tarik Investor Asing

Pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan mampu menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Jan 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 16:31 WIB
Libur Tahun Baru, Proyek LRT Libur Pengerjaan
Tiang-tiang proyek LRT terlihat di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (1/1). Sejumlah proyek infrastruktur lain di Ibukota, seperti proyek Light Rail Transit tampak sepi aktifitas pengerjaan dikarenakan Libur Tahun Baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan mampu menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun investasi asing itu tidak akan terjadi dalam dalam jangka pendek tetapi dalam waktu yang panjang.

Kepala Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata menjelaskan, keberlanjutan proyek infrastruktur pada tahun ini akan berdampak bagus terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

Proyek pembangunan infrastruktur yang digalang pemerintah sejak beberapa tahun lalu cukup serius dan konsisten, sehingga membuka pintu bagi investor asing untuk masuk.

"Infrastruktur adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi Indonesia, agar investasi dari luar bisa lebih banyak masuk," ucapnya pada Media Workshop bertema 'Economic Outlook 2018' di Menara Bank Danamon, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Anton mencontohkan apa yang dilakukan oleh China pada masa lalu. Negara tersebut menggenjot pembangunan sarana infrastruktur sebelum dalam beberapa tahun ke belakang tampil sebagai World Economic Leader.

"Apa yang telah diperbuat pemerintah di era Jokowi-JK ini bagus dalam mengejar ketertinggalan ekonomi, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur. Coba kita lihat China dulu, mereka juga mengawali langkahnya sebagai raksasa ekonomi dunia juga seperti itu," tuturnya.

Namun begitu, Anton mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus sedikit bersabar, karena pembangunan infrastruktur tersebut tidak serta merta dapat langsung mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara.

"Pembangunan infrastruktur saat ini tidak bisa cepat menaikan pertumbuhan ekonomi, harus bertahap. Harus adaptasi dulu. Dampaknya baru bisa kelihatan jangka menengah panjang nanti," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tawarkan Proyek Infrastruktur

Menteri BUMN Rini Soemarno Resmikan Groundbreaking Menara BNI
Menteri BUMN RI Rini Soemarno (ketiga kanan) saat saat groundbreaking gedung BRI di Gatot subroto, Jakarta, Rabu (27/12). Gedung tersebut diberi nama Menara BRI Gatot Subroto, dan akan rampung pada tahun 2020 mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri BUMN Rini M Soemarno memaparkan peluang bisnis di Indonesia kepada puluhan investor di Zurich, Switzerland. Para investor datang dari berbagai negara, antara lain Kuwait Investment Fund, investor dari Qatar, China, Azerbaijan, Malaysia, dan Norwegia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Rini menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik.

Hal itu sesuai dengan penilaian lembaga rating internasional (Moody’s, S&P Global, dan Fitch Rating) yang menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi.

"Dua tahun terakhir ini, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan akan terus membaik di masa yang akan datang," tutur Menteri Rini dalam keterangannya, Jumat (26/1/2018).

Selain itu, Rini juga mengungkapkan sejumlah indikator makro ekonomi Indonesia yang terus membaik, antara lain neraca perdagangan yang positif dalam tiga tahun terakhir dan inflasi yang selalu terkontrol.

Indikator penting lainnya adalah tingkat kesejahteraan yang meningkat, angka kemiskinan menurun dari 11,7 persen (2012) menjadi 10,1 persen (2017).

“Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan lewat indeks daya saing global, di mana menurut WEF pada tahun 2017-2018 Indonesia menduduki posisi 36 dari 137 negara,” tegas Rini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya