Harga Emas Melemah Tersengat Imbal Hasil Obligasi

Harga emas melemah seiring indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi yang menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Feb 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas alami koreksi hingga sentuh level terendah dalam satu bulan. Tekanan harga emas itu didorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil surat berharga AS naik.

Harga emas untuk pengiriman April melemah US$ 14,90 atau 1,1 persen ke posisi US$ 1.1314,10 per ounce. Level harga emas itu sentuh level terendah sejak 9 Januari.

Harga emas gagal untuk berbalik arah lantaran volatilitas di aset berisiko. Sementara itu, harga peras melemah 34,2 sen atau 2,1 persen ke posisi US$ 16.238 per ounce.

"Sulit untuk mengatakan harga emas bergerak baik mengingat pasar saham tetap tidak jelas meski pemulihan terjadi pada perdagangan Selasa," ujar Konsultan INTL FC Stone, Edward Meir, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (8/2/2018).

"Emas tidak terlalu berkinerja baik saat saham tertekan.Sementara tampaknya mudah merosot usai reli tajam di saham. Ini mungkin menunjukkan kalau emas lebih rentan terhadap sisi negatifnya, terutama jika pasar saham stabil," tambah dia.

Indeks dolar AS naik 0,8 persen ke posisi 90,31. Imbal hasil surat berharga atau obligasi bertenor 10 tahun naik menjadi 2,83 persen. Investor telah menunjukkan kekhawatiran terhadap ketidakstabilan pasar saham dan kenaikan inflasi.

Kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun terjadi usai laporan pekerjaan pada Januari yang menunjukkan lonjakan pertumbuhan upah. Hal itu memicu kekhawatiran inflasi sehingga mendorong spekulasi kekhawatiran the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Analis menekankan risiko inflasi mendorong imbal hasil obligasi. Ini bisa mempengaruhi harga emas. Pelaku pasar menekankan kalau harga emas dan komoditas lainnya dapat bertahan baik dibandingkan emas.

"Pasar saham menerjang kekhawatiran inflasi dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Namun komoditas dan terutama emas bertahan," ujar Will Rhind, Chief Executive GranteShares.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Harga Emas pada Perdagangan Kemarin

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas turun 1 persen ke level terendah dalam hampir tiga minggu pada perdagangan selasa karena investor fokus pada ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Reuters, Rabu 7 Februari 2018, harga emas di pasar spot turun 1 persen ke US$ 1.326,51 per ounce pada pukul 2.41 waktu New York, menghapus kenaikan 0,5 persen pada perdagangan Senin.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 7 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.329,50 per ounce.

"Harga emas tertekan karena adanya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi pada tahun ini," jelas analis Dillon Gage Metals, Walter Pehowich.

Kenaikan suku bunga acuan AS akan mendorong kenaikan inbal hasil obligasi dan menakan harga emas. Alasannya, emas hanya memberikan keuntungan di kenaikan harga saja.

Sedangkan obligasi selain memberikan keuntungan di kenaikan harga juga memberikan keuntungan bunga.

Dengan kenaikan suku bunga acuan AS maka emas harus berjuang melawa obligasi dan seperti biasanya investor akan memilih obligasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya