Harga Emas Tergelincir karena Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga AS

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 7 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.329,50 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Feb 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2018, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 7 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.329,50 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun 1 persen ke level terendah dalam hampir tiga minggu pada perdagangan selasa karena investor fokus pada ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Reuters, Rabu (7/2/2018), harga emas di pasar spot turun 1 persen ke US$ 1.326,51 per ounce pada pukul 2.41 waktu New York, menghapus kenaikan 0,5 persen pada perdagangan Senin.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 7 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.329,50 per ounce.

"Harga emas tertekan karena adanya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi pada tahun ini," jelas analis Dillon Gage Metals, Walter Pehowich.

Kenaikan suku bunga acuan AS akan mendorong kenaikan inbal hasil obligasi dan menakan harga emas. Alasannya, emas hanya memberikan keuntungan di kenaikan harga saja.

Sedangkan obligasi selain memberikan keuntungan di kenaikan harga juga memberikan keuntungan bunga.

Dengan kenaikan suku bunga acuan AS maka emas harus berjuang melawa obligasi dan seperti biasanya investor akan memilih obligasi.

Perdagangan kemarin

20161024-Menengok Proses Pembuatan Emas Batangan di Rusia-Rusia
Seorang pekerja mengangkat emas batangan 99,99 murni yang selesai dicetak di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Pada perdagangan kemarin harga emas menguat terpicu anjloknya pasar saham yang mendorong kenaikan logam mulia. Kenaikan terjadi usai harga emas susut menuju penurunan terbesar satu hari dalam dua bulan di sesi sebelumnya.    

"Emas akan mulai diperhatikan sebagai lindung nilai saat inflasi lebih dari sebelumnya, karena pasar saham nampaknya tidakhanya dalam aksi jual, tapi kemungkinan mengambil keuntungan," kata George Gero, Managing Director RBC Wealth Management di New York.    

Bursa saham AS memperpanjang aksi jual mereka setelah mencapai penurunan pada Jumat, dipicu imbal hasil obligasi dan prospek kenaikan inflasi.    

Adapun harga perak naik 0,8 persen menjadi US$ 16,72 per ounce. Ini mencatat angka terendah lima minggu dalam sesi sebelumnya.

Sementara harga Platinum mendatar di US$ 986,24 per ounce, masih mendekati level terendah tiga minggu, sementara paladium turun 1,5 persen menjadi US$ 1.031,20.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya