Harga Minyak Menguat Terdorong Data Tenaga Kerja AS

Penguatan harga minyak didorong sentimen positif dari wall street. Ditambah Presiden AS Donald Trump siap bertemu dengan pimpinan Korea Utara.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mar 2018, 05:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2018, 05:30 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat dari penurunan selama dua hari. Penguatan harga minyak didorong dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang melonjak.

Ada sentimen positif dari penguatan data tenaga kerja AS mempengaruhi wall street. Ditambah investor juga mengharapkan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un dapat kurangi ketegangan geopolitik.

Harga minyak Brent naik US$ 1,88 menjadi US$ 65,49 per barel. Harga minyak itu naik 2,96 persen. Harga minyak Brent ditransaksikan di kisaran US$ 63,69-us$ 65,63 selama sesi perdagangan.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat US$ 1,92 ke posisi US$ 62,04 per barel. Harga minyak WTI naik 3,19 persen. Harga minyak WTI ditransaksikan di posisi US$ 60,14-US$ 62,14.

Harga minyak memperpanjang kenaikan usai meningkat lebih dari US$ 2. Harga minyak dunia menguat selama sepekan usai menurun pada pekan lalu.Rencana pertemuan Trump dan Kim Jong Un mempengaruhi pergerakan harga minyak.

Trump menuturkan, dirinya siap bertemu dengan Kim Jong Un untuk melakukan pertemuan tahap pertama. Ini menandai sebuah terobosan dalam kebuntuan mengenai senjata nuklir Korea Utara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Selain itu, wall street juga menjadi sentimen positif untuk harga minyak. Wall street menguat usai data tenaga kerja sektor non pertanian menambah pekerjaan yang kuat pada Februari. Indeks saham S&P 500 naik 1,5 persen.

Sedangkan indeks saham Nasdaq bukukan penguatan tertinggi sehingga dukung harga minyak."Laporan data tenaga kerja berbicara mengenai kondisi ekonomi dan pertumbuhan yang kuat mencakup meningkatnya permintaan energi," ujar John Kilduff, Partner Investment Manager Again Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (10/3/2018).

Harga minyak juga menguat didukung dari sentimen produksi minyak Libya bertahan di 70 ribu barel meski Petroleum Facilities Guard mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk merebutnya kembali.Produsen minyak AS juga memangkas empat rig minyak hingga 9 Maret sehingga jumlahnya turun menjadi 796.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya