Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali membuka kemungkinan baru, yakni puncak kepadatan arus mudik Lebaran 2018 bisa terjadi tiga kali. Adapun salah satunya diprediksi bisa terjadi pada saat hari H Lebaran 2018.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menyampaikan, Tim Badan Litbang pihaknya telah meneliti sekitar 5 ribu responden melalui media sosial di Hotel Luansa sekitar dua pekan lalu. Dari hasil penelitian itu menemukan gelombang arus mudik bisa timbul dalam tiga kesempatan.
"Dari hasil penelitian itu saya menemukan kepadatan bisa terjadi tiga kali. Pertama tanggal 9,8 dan 10 (Juni), lalu 13-14 (Juni), dan pas hari H," ujar dia di kantornya, Minggu (10/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Prediksi tersebut, ia menuturkan bisa saja terjadi lantaran banyak waktu libur yang diberikan kali ini lebih panjang dibanding Lebaran tahun sebelumnya.
"Sekarang lebih panjang liburnya, jadi bisa saja pemudik sholat Ied dulu di rumahnya. Terus silaturahmi sama kantornya dan lain seterusnya," ujar dia.
Namun begitu, ia sedikit memberikan catatan belum tentu ramalan tersebut tepat. Dia menyatakan, itu disebabkan oleh responden penelitian yang secara rentang usia cenderung variatif.
"Saya masih belum percaya sepenuhnya. Soalnya dari yang ikutan survei juga pas itu ada yang belum berusia matang. Bisa saja mereka isinya asal-asalan," kata Budi.
Pemudik Lebih Senang Lintasi Jalanan pada Malam Hari
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) prediksi pemudik lebih senang melintasi jalanan pada saat malam hari.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menyebutkan, Kementerian Perhubungan sebelumnya memprediksi bakal ada dua gelombang besar arus mudik. Pertama diperkirakan terjadi pada Jumat malam 8 Juni 2018.
"Tapi enggak terjadi (kemacetan mudik Jumat malam), landai. Baru terjadi kemarin (Sabtu) malam sampai pagi. Ekornya dari Cikampek sampai ke deket Cawang, panjang sekali," ujar dia di Posko Angkutan Lebaran Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu 10 Juni 2018.
Mengantisipasi terjadi lonjakan kepadatan lagi, ia menyampaikan, Kementerian Perhubungan beserta tim akan turun langsung memantau lapangan pada Minggu malam ini.
"Kelihatannya mereka (pemudik) senang jalan malam. Soalnya ini bulan puasa, jadi banyak yang jalan habis Tarawih," kata dia.
Namun begitu, Bambang menyatakan, kendala gelap di kala malam ikut menjadi hambatan tersendiri dalam menerapkan sistem manajemen rekayasa seperti contra flow untuk mengurai kemacetan di dalam tol.
"Contohnya, kita tidak bisa melakukan contra flow karena berbahaya. Kecuali terpepet dan enggak ada jalan lain, baru kita terapkan contra flow. Kalau bisa ada alternatif lain, kita mainkan alternatif lain itu," tutur dia.
"Tapi kalau siang justru kita tidak khawatir, kita berani jadi cepet cair (kepadatan volume kendaraannya). Kalau kemarin malam kita enggak contra flow, terpaksa penyempitan-penyempitan kita buang ke luar tol, nanti baru pada masuk lagi ke dalam tol," Bambang menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement