September 2018, Beras Renceng Hadir di Seluruh Wilayah Indonesia

Bulog menyatakan, masyarakat merespons positif adanya beras renceng atau saset. Ini ditunjukkan dari penjualan di Jawa Barat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jul 2018, 14:40 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 14:40 WIB
Perum Bulog siap menjual produk terbarunya, beras premium dalam kemasan renceng atau sachet. (Liputan6.com/Septian Deny)
Perum Bulog siap menjual produk terbarunya, beras premium dalam kemasan renceng atau sachet. (Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog telah memproduksi beras kemasan dengan berat 200 gram. Dengan kemasan ini banyak masyarakat yang menyebutnya beras renceng atau saset. Beras ini bisa untuk tiga-empat porsi dalam tiap kali dimasak.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo, menjelaskan sebelumnya beras dengan kemasan baru ini diluncurkan di Jawa Barat. Masyarakat pun merespons positif kehadiran beras renceng tersebut.

"Di Jawa Barat ini sudah kemasannya 9 roll itu sudah habis. Kemudian Jawa Timur sudah produksi dan Sulawesi Selatan sudah produksi. Artinya tanggapan atau respons masyarakat dengan beras renceng ini alhamdulillah cukup bagus," ujar Imam di Kementerian BUMN, Senin (9/7/2018).

Imam menuturkan, Bulog sudah menjual beras rencengan ini mencapai 11 ton di Jawa Barat dan  Jawa Timur sebesar 8 ton.

Secara bertahap, berbagai daerah ini mulai memproduksi beras dengan merek Beras Kita ini. Bulog menargetkan beras rencengan ini mulai beredar di seluruh wilayah Indonesia pada September 2018.

Sesuai dengan misi Bulog dan pemerintah, tujuan memproduksi beras renceng ini adalah untuk menjaga ketersediaan beras di masyarakat.

"Ilustrasinya karena berangkatnya dengan ketersediaan, yang paling gampang kalau kita coba jalan 1 km belum tentu orang beras ada, kecuali 1 km itu di pasar. Pertanyaannya kalau kita coba di toko-toko kecil itu yang paling ada apa, pasti nonberas. Artinya kalau kita bicara kebutuhan pokok harusnya beras ada di titik-titik itu, jadi kemudahan masyarakat untuk akses beras," ujar dia.

Selain beberapa wilayah di Pulau Jawa tersebut, Bulog juga akan memproduksi dan mengedarkan beras yang dibanderol seharga Rp 2.500 per saset ini di Bengkulu dan Nusa Tenggara Barat. (Yas)

 

Tiga Daerah Mulai Jual Beras Renceng

bulog
Beras Bulog yang seharusnya untuk operasi pasar Januari 2018, masih tersimpan rapi di gudang beras milik S, Cilacap. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan produk beras dalam kemasan saset atau renceng mulai dijual pekan depan. Untuk satu kemasan saset berukuran 200 gram dengan harga Rp 2.500.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan beras renceng akan mulai didistribusikan di sejumlah wilayah pada pekan ini. Nantinya beras tersebut bisa didapatkan di warung-warung tradisional atau toko ritel yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat.

"Insyaallah minggu-minggu ini akan beredar di beberapa tempat. Sudah di beberapa tempat kita edarkan. Insyaallah minggu depan (mulai dijual)," ujar dia di Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta dan Banten, Rabu, 6 Juni 2018.

Sesuai dengan namanya, lanjut dia, beras tersebut akan kemas dalam ukuran kecil untuk sekali masak. Meski berukuran kecil dan terhitung murah, beras tersebut memiliki kualitas premium yang diproduksi oleh petani lokal.

"Ukuran 200 gram. Saya ukur masak jadi tiga piring‎. Kualitasnya premium dan lokalan, dengan hasil (petani) lokal," kata dia.

Sementara itu, Direktur Komersial Bulog, Tri Wahyudi Saleh menyatakan, produk tersebut akan diproduksi di masing-masing Divisi Regional (Divre) yang dimiliki Bulog. Saat ini Divre Jawa Barat sudah memproduksi dan siap mendistribusikan produk tersebut ke masyarakat.

"Sedang proses, proses giling, packaging, distribusi. (Distribusi) Segera mungkin. Kalau sudah selesai langsung kita distribusikan. Kalau ikut acara Presiden besok di Indramayu, di sana sudah tersedia. Tapi bukan di-launching di sana," ujar dia.

Selain Jawa Barat, Divre yang juga sudah mulai memproduksi beras saset ini adalah Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Diharapkan pada pekan depan produk tersebut sudah terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia.

"Semua (wilayah), seperti Sulsel sudah mulai produksi, NTB sudah mulai produksi, sudah di mana-mana seluruh Indonesia. Yang kami pantau di Jawa Barat sudah mulai, yang lain sedang proses," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya