Bulog Ubah Distribusi Beras dengan Sistem Kemasan 5-10 Kg

Bulog bekerja sama dengan Telkom Indonesia untuk jaga sistem distribusi beras kemasan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Mei 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 06:45 WIB
Redam Lonjakan Harga Beras Bulog Perpanjang Operasi Pasar
Para pedagang umum di beberapa pasar tradisional Bengkulu mulai merubah strategi dengan ikut menjual beras milik Bulog (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN mengubah pola distribusi beras yang dilakukan Perum Bulog. Perubahan itu untuk menjaga harga pangan terutama beras.

Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro menuturkan, pola distribusi baru oleh Bulog tersebut dengan menggunakan sistem kemasan.

"Beras Bulog mulai kami distribusikan secara ritel dengan kemasan 5 kg dan 10 kg yang selama ini Bulog jualnya selalu dalam bentuk curah," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Minggu (27/5/2018).

Mengingat kini dalam bentuk kemasan, Bulog mengemas beras tersebut dengan nama 'Beras Kita'. Dalam proses distribusinya pun, Bulog telah bekerjasama dengan agen bank Himbara yang memiliki bisnisnya berjualan beras, serta agen-agen retailer BUMN Pangan (Pertani, RNI, PPI dan PIHC).

Meski kini dijual dengan bentuk kemasan, Wahyu memastikan harganya tetap sesuai dengan aturan Kementerian Perdagangan yaitu untuk wilayah I sebesar Rp 8.950 per kilogram (kg) dengan HET yang ditetapkan Rp 9.450 per kg. 

Dengan demikian harga 'Beras Kita' untuk kemasan 5 kg dibanderol Rp 44.750 dan kemasan 10 kg seharga Rp 89.500 per kg. "Setiap label dalam kemasan ada barcodenya," tegas Wahyu.

Untuk menjaga sistem distribusi tetap transparan, Bulog bekerjasama dengan Telkom Indonesia. Kerja sama dua BUMN ini akhirnya menghasilkan sistem yang dinamakan Bulir.id. (Yas)

 

Budi Waseso: Bulog Bakal Jualan Beras Renceng ke Warung

Bulog Lempar Beras Cadangan Pemerintah Untuk Hadang Spekulan
Perum Bulog Bengkulu melempar ribuan ton beras kualitas Premium 15 persen ke pasar menjelang natal dan tahun baru 2019 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Sebelumnya, Perum Bulog berencana menjual beras dalam bentuk sachet atau disebutnya sebagai beras renceng. Apa sih uniknya beras renceng ide Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso?

"Saya lagi membuat beras renceng, beras yang dikemas ukuran seperempat kilo gitu," kata Buwas begitu pria ini akrab disapa ketika dijumpai di Monas, Jakarta, Jumat 4 Mei 2018.

Buwas mengatakan beras renceng bakal dikemas semikian rupa. Isinya sedang dipikirkan antara lima kilogram (kg) atau 10 kg.

"Nanti ke depan di warung-warung akan ada beras isinya hanya seperempat kilo," ungkap dia.

Dengan begitu, masyarakat yang hidupnya pas-pasan tetap bisa menikmati beras dengan kualitas yang baik.

"Kalau punya uang dua ribu ya tetap bisa beli beras untuk makan hari itu. Kan mudah dibeli karena ada di warung-warung," ujar dia.

Sebelumnya, Buwas juga akan mengandeng unsur TNI dan Polri untuk menjaga stabilitas harga beras.

"Nanti stok beras itu ada di Polsek dan Koramil. Jadi jelas aman jadi Bulog akan nge-drop beras-beras itu di Polsek dan di koramil, dan sentra-sentra masyarakat itu berada. Jadi tidak ada yang bisa mempermainkan harga," kata mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya