Bisnis Franchise yang Menggiurkan Generasi Milenial, Apa Saja?

Kira-kira bisnis franchise apa saja yang mampu menggiurkan generasi milenial? Berikut uraianya

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 19 Jul 2018, 08:40 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 08:40 WIB
Generasi milenial
Ilustrasi meeting startup generasi milenial (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial punya peluang untuk bisa berjaya dalam bisnis franchise. Asal tahu strategi dan cepat membaca peluang, bisnis franchise berpeluang mendatangkan keuntungan. Bahkan, melambungkan mereka sebagai pewaralaba sukses.

Apalagi, franchise atau waralaba merupakan salah satu bisnis yang memiliki peluang lebih besar dan kesuksesannya bisa mencapai 70 persen. Terutama franchise yang telah memiliki branding cukup dikenal. Dibandingkan jika menggunakan branding sendiri dan harus melakukan promosi dan pastinya membutuhkan biaya promosi lebih besar.

Mengembangkan usaha jenis waralaba memang memiliki tantangan tersendiri dan harus dijalankan dengan baik untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Pada 2018, usaha waralaba masih digandrungi para pelaku bisnis.

Sejak 2 Januari 2018 sampai dengan 22 Februari 2018 terdapat sebanyak 23 permohonan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Ini tidak hanya mengindikasikan pertumbuhan waralaba, namun juga mengindikasikan aspek kepatuhan berusaha tinggi (compliance) dari pelaku waralaba.

Untuk melihat hal ini, salah satu parameter yang secara faktual dapat dipertanggung jawabkan adalah dengan mengetahui jumlah permohonan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Secara daring bisa diketahui lewat situs http://sipt.kemendag.go.id/portal/news.

Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba. Tentunya dengan memperhatikan hukum Indonesia dan memenuhi persyaratan pendaftaran yang ditentukan Permendag 53/2012.

Waralaba Indonesia terus tumbuh dan berkembang. Salah satu yang melatarbelakangi pertumbuhan ini adalah paket ekonomi yang digulirkan pemerintah dalam memberikan insentif kemudahan dalam berwirausaha.

Hingga saat ini, waralaba lokal yang sudah mengantongi izin STPW kurun waktu 2012-2017 berjumlah 129 dengan jenis usaha dominan adalah sektor makanan dan minuman berkonsep kafe dan resto. Sedangkan waralaba asing terdapat 96 STPW yang sudah resmi mengantungi izin tersebut.

Bentuk Wiraswasta Modern

6 Alternatif Pilihan Bidang Pekerjaan untuk Berwirausaha
Apa saja alternatif pekerjaan untuk Anda yang ingin mulai berwiraswasta? Bisa dilakukan di rumah, lho!

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia punya potensi besar dalam perkembangan industri waralaba dunia. Apalagi, konsep franchise sangat cocok diterapkan di Indonesia di mana masyarakatnya sejak lama menggemari dunia usaha.

“Bisnis waralaba adalah bentuk wiraswasta amat modern. Boleh dibilang bentuk usaha di abad ke-21. Konsep waralaba juga baik untuk efisiensi ekonomi. Standarisasi yang lazim diterapkan dalam konsep franchise menghemat banyak ongkos,” papar Jokowi.

Perkembangan industri waralaba nasional sangat cepat dengan total 698 usaha dan 24.400 gerai. Omset waralaba di Indonesia mencapai angka Rp 172 triliun setiap tahun.

Lantas apa hubungan franchise dengan generasi milenial? Tak sedikit generasi muda yang aktif dan meraup omset besar dalam bisnis waralaba. Bisnis waralaba atau franchise dinilai lebih cocok bagi para generasi muda. Skema waralaba dengan standarisasi dan efisiensi dari segi ekonomi dinilai lebih pas ketimbang merintis bisnis sendiri dari nol yang butuh energi ekstra.

Untuk memastikan efisiensi ekonomi yang menghemat banyak ongkos seperti disinggung Jokowi, pastikan franchise pilihan Anda adalah waralaba populer atau jadi primadona. Bukan cuma menjanjikan omset besar, namun juga terpercaya. Ini dengan gampang bisa dilihat dari Top of Mind (TOM).

Seperti dikatakan Lisa Novianti, Head of Research Dinamic Marketing, merek-merek franchise peraih TOM tertinggi dipastikan memiliki strategi terbaik. TOM jadi bukti jika franchise tersebut sukses menjadi market leader.

Franchise Makanan dan Minuman

20161125- Pameran Indonesia Franchise & SME Expo IFSE-Jakarta-Angga Yuniar
Pengunjung menikmati makanan saat Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (25/11). Diharapkan pengunjung dapat melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Franchise makanan dan minuman nyaris tak ada matinya. Wajar, karena setiap orang butuh makan dan minum tiap hari. Itulah sebabnya bisnis ini digadang-gadang cepat mendatangkan laba.

Contohnya, franchise es krim BC’s Cone yang dikembangkan empat remaja. Sejak berdiri 7 Maret 2015, bisnis ini telah menghasilkan ratusan juta dalam kurun waktu kurang dari setahun. Selain tampilan produk yang unik, Andrea Prasetya cs juga tepat memilih lokasi usahanya.

Soal lokasi, Ayam Bakar Wong Solo yang kerap meraih TOM tertinggi untuk kategori Resto Tradisional Ayam Bakar dan Ayam Goreng juga piawai menempatkan diri. Sejak berdiri pada 1991, Wong Solo Group telah memiliki 188 outlet lebih. Tak hanya merambah berbagai kota di penjuru Indonesia, bisnis ayam ini juga melebarkan sayap hingga ke negeri Jiran, Malaysia.

Konsistensi dalam menjaga reputasi bisnis disebut Puspo Wardoyo sebagai kunci sukses. Caranya, dengan meminta franchise (pemegang lisensi franchise) berkomitmen kuat menjaga standar mutu. Selain itu, bertekad berjuang membesarkan merek yang ditasbihkan sebagai Superbrand dan Franchise Market Leader ini.

Franchise Bimbel

[Bintang] Asisten Guru
Ilustrasi Guru | Sumber Foto: ctdlearning.com

Franchise bimbingan belajar (bimbel) juga disebut memberi peluang balik modal cepat. Mengingat semakin tingginya kompetensi di dunia pendidikan membuat orang tua tergerak memberikan yang terbaik sebagai bekal putra putrinya.

Kumon, misalnya. Bimbel matematika asal negeri Sakura ini telah berekspansi di berbagai kota di Indonesia. Bagi Anda yang ingin menjajal usaha di bidang pendidikan, modal awal yang diperlukan untuk franchise Kumon sekitar Rp 250-300 juta. Setiap bulan, Anda bisa meraih omset sekitar Rp 80 juta. Sesuai perhitungan, Anda sudah balik modal dalam satu tahun.

Dari negeri sendiri, Primagama tercatat sebagai peraih TOM tertinggi. Bimbel yang didirikan Purdy E Chandra pada 10 Maret 1982 dengan modal Rp 300 ribu itu kini memiliki 200 outlet di lebih 106 kota dengan omset mencapai angka Rp 70 miliar per tahun.

Franchise Laundry

Peningkatan Jasa Laundry saat Libur Lebaran
Pekerja tengah merapihkan pakaian di toko laundry di Jakarta, Rabu (20/6). Libur lebaran banyak jasa laundry kebanjiran order hingga 100 karena banyaknya para pembatu rumah tangga yang mudik lebaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain kedua bisnis di atas, masih banyak jenis franchise lain yang bisa dijajal, seperti car wash, kafe, restoran, atau laundry. Yang pasti, harus teliti menyimak prinsip kerja sama yang dijalankan.

Bisnis laundry makin menjanjikan seiring gaya hidup serba cepat generasi milenial saat ini. Simply Fresh Laundry yang jadi pionir bisnis laundry kiloan telah memiliki 287 outlet di 101 kota. Yang menarik, seperti diungkapkan Agung Nugroho Susanto, owner mereka tak lelah membangun strategi pemasaran melalui online.

Bahkan, rela menggelontorkan puluhan juta tiap bulan untuk bonus promosi online. Bukan itu saja, Simply Fresh Laundry juga rutin menggelontorkan hadiah bagi customer.

Pilih Brand dengan Awareness Tinggi

Ilustrasi
Ingin Membangun Bisnis tapi Masih Bingung Mulai dari Mana? Yuk, Coba Lima Tips Ini!

Ya, dunia usaha semakin menarik minat generasi milenial. Jika Anda adalah anak muda dengan karakter berani ambil risiko, tak suka rutinitas, dan suka mencoba tantangan baru, inilah pilihan tepat.

Selain kuliner, masih ada jenis usaha lainnya pada berbagai bidang seperti pariwisata, arsitektur, kerajinan (craft), video, film, fotografi, musik, seni pertunjukan atau showbiz, layanan komputer dan piranti lunak (software), televisi dan radio (broadcasting), hingga riset dan pengembangan.

Begitu pun ada begitu banyak brand yang dikembangkan secara franchise. Biasanya, produk dengan brand awareness tinggi yang sudah teruji di pasaran. Itulah patokan yang harus jadi pertimbangan, apakah sebuah franchise layak dipilih atau tidak. Apalagi, orang cenderung membeli produk yang akrab di telinga.

Meski begitu, beberapa orang juga tidak secara otomatis membeli produk dikarenakan merek. Untuk itu, tetap harus dilakukan upaya-upaya kreatif agar membuat orang-orang tertarik.

Nah, siapkah Anda untuk lebih kreatif dalam mengembangkan usaha? Bukankah baik melalui pilihan franchise atau pun membangun brand sendiri tetap butuh kreativitas?

Sumber: www.wormtraders.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya