Rupiah Masih Punya Potensi Menguat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan nilai tukar berada di kisaran 14.200 per dolar AS hingga akhir tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jul 2018, 20:22 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 20:22 WIB
Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa rupiah masih memiliki peluang untuk menguat hingga akhir tahun ini. Hal tersebut akan didorong oleh keyakinan investor terhadap kestabilan nilai tukar.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan ketika terjadi ketidakstabilan nilai tukar rupiah pada periode April-Juni, investor menahan investasinya. Namun saat ini, investor kembali menanamkan modalnya yang menandakan kepercayaan terhadap rupiah yang mulai stabil.

"Kan sudah kelihatan karena pada waktu periode goyang, investor berusaha menghindari untuk investasi. Kalau kita lihat sekarang sudah mulai inflows, berarti dia comfortable dengan yield surat utangnya, dengan melihat nilai rupiahnya, dan dia lihat kalau dia masuk di level sekarang berarti dia ada ekspektasi ke depan rupiah akan stabil atau bisa lebih kuat," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Meski Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan nilai tukar berada di kisaran 14.200 per dolar AS hingga akhir tahun, namun menurut Mirza yang terpenting adalah kestabilan rupiah bisa terus terjaga. Hal ini yang sebenarnya dibutuhkan oleh para pelaku usaha sebagai penggerak roda ekonomi di dalam negeri.

"Yang pentingkan kurs stabil, kalau stabil sektor riil bisa membuat budget, membuat anggaran. Karena ini periode-periode sektor dunia usaha mulai bikin budget untuk 2019, sama dengan pemerintah. Kalau kurs stabil orang bisa bikin budget, meneruskan ekspansi," kata dia.

Sementara terkait potensi BI untuk kembali menaikkan suku bunga di tengah rupiah yang mulai stabil, Mirza menyatakan hal tersebut akan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti kenaikan suku bunga AS.

‎"Kita lihat bagaimana kebijakan AS, data-data AS, pasar keuangan AS, kebijakan negara-negara tetangga," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Hari Rupiah

Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (17/7/2018), rupiah dibuka di angka 14.390 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.394 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari, rupiah bergerak di kisaran 14.380 per dolar AS hingga 14.393 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,10 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.391 per dolar AS, tak berbeda jauh juga jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.396 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya