Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated atau disebut jalan tol layang Jakarta-Cikampek untuk porsi yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dari Cikunir hingga Cikarang Utama saat ini sudah mencapai 40 persen.
Jika tahap konstruksi berjalan lancar maka ditargetkan bakal rampung pada Maret 2019. Adapun tol layang ini dibangun demi menjawab kepadatan volume kendaraan yang kerapkali terjadi di tol eksisting Jakarta-Cikampek akibat ramainya lalu lintas angkutan berat.
Lalu, seperti apa detail proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sepanjang 38 km itu?
Advertisement
Baca Juga
Site Administration Manager Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk, A V Reza, menjelaskan titik penempatan jalan layang tersebut akan terbagi mulai dari median hingga bahu kiri dan kanan tol.
"Ini nanti kalau sudah jadi enggak cuma ada di median (sisi tengah) jalan tol saja. Mulai dari km 20 (arah Jakarta menuju Cikampek) akan menyamping ke bahu kiri jalan tol," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Rumah Makan Bebek Kaleyo, Grand Wisata Bekasi, Jumat (27/7/2018).
Lebih lanjut, dia turut memaparkan data terkait lokasi keberadaan tol layang yang terbagi ke dalam dua jalur tersebut. Dari km 9 sampai km 20, ruas akan membentang di median jalan. Tol layang baru akan berpindah ke bahu kiri jalan (arah Jakarta menuju Cikampek) di km 20-23.
Jalur kembali akan berpindah ke arah median di km 23-38. Baru ketika memasuki km 38 hingga Gerbang Tol akhir di km 37, kedua jalur akan terpisah ke sisi bahu kiri (arah Jakarta ke Cikampek) dan bahu kanan (arah Cikampek ke Jakarta) jalan tol.
Terkait kemajuan teknis pengerjaan terakhir, Reza menyatakan peerhead atau tiang penyangga telah berdiri sampai di km 47. "Sebagian steel box girder juga sudah terangkat," ujar dia.
Sebagai tambahan informasi, Waskita Karya melaporkan telah memasang sebanyak 500 box girder dari total 2.400 box girder yang tersedia di sepanjang proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Reza pun menerangkan, tiap jalur di tol layang Jakarta-Cikampek ini dirancang memiliki 2 lajur selebar 3,5 meter. "Di atas (jalan tol layang) ada 2 lajur selebar 3,5 meter dan 1 bahu luar selebar 2,5 meter untuk masing-masing jalur, baik dari arah Jakarta maupun Cikampek," dia menandaskan.
Tol Layang Jakarta-Cikampek Bisa Kurangi Kepadatan hingga 40 Persen
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk berharap kehadiran Tol Jakarta-Cikampek II Elevated atau Tol Layang Jakarta-Cikampek Tahap II dapat mengurangi volume kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek yang acap kali dipadati angkutan bermuatan besar.
"Jadi harapannya kurang lebih kalau misalkan ini 100 persen selesai, nanti antara 20-30 persen kendaraan bisa lewat atas," kata Project Manager Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, Fatkhur Rozaq di Bekasi, Jumat 27 Juli 2018.
Dia mengatakan, porsi kepadatan lalu lintas tetap akan lebih banyak untuk jalur bawah. Sebab, hanya kendaraan kecil Golongan I dan II saja yang bisa melaju di tol layang tersebut.
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan sebuah proyek jalan layang bebas hambatan yang tersambung dari Cikunir sampai Karawang Barat sepanjang kurang lebih 38 km.
Adapun progres terakhir pengerjaan jalan tol layang yang menjadi porsi Waskita Karya sudah mencapai 40 persen. Rencananya, proyek ini ditargetkan rampung 100 persen pada Maret 2018.
Terkait teknis pengerjaan tol, kata Fatkhur, saat ini sedikit tertahan lantaran ada beberapa jembatan yang membentang menyeberangi tol, seperti Jembatan Grand Wisata di bilangan Tambun, Bekasi. Dia menjelaskan, harus ada penanganan khusus yang disiapkan agar pengerjaan tidak menghambat lalu lintas di sekitar jembatan.
"Secara teknis nanti akan ada jembatan bentang panjang untuk bisa menghindari jembatan kayak yang di Grand Wisata itu. Peerhead-nya (kepala tiang) nanti khusus, lebih lebar sendiri. Jadi ya kurang lebih sekitar dua bulan lagi peerhead-nya sudah jadi," tukas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement