Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalankan hidup, kita tidak bisa lepas dari risiko. Bila kini kita sehat, suatu hari nanti bisa saja jatuh sakit, begitu juga usia manusia yang memiliki batas akhir. Sama halnya dengan barang atau aset yang kita miliki, seperti mobil atau rumah.
Berbagai risiko yang meliputi hidup baik yang bisa terjadi pada diri kita sendiri maupun pada aset-aset yang kita miliki, seringkali menimbulkan pula dampak finansial atau keuangan. Misalnya, saat Anda tiba-tiba terjatuh sakit dan membutuhkan biaya berobat ke rumah sakit, mau tidak mau Anda harus mengeluarkan sejumlah biaya kesehatan.
Begitu juga saat mendadak mobil Anda mogok karena mesinnya mengalami masalah, suka tidak suka Anda harus merogoh kocek untuk mendapatkan servis dari bengkel langganan.
Advertisement
Baca Juga
Biaya-biaya yang timbul tersebut termasuk dalam kategori risiko finansial. Bila biaya yang dibutuhkan masih bisa Anda tanggung dengan dana darurat, hal itu mungkin tidak jadi masalah. Namun, seringkali yang terjadi, biaya-biaya yang timbul ternyata jauh lebih besar daripada dana darurat yang disiapkan.
Anda pasti sering mendapati kisah di mana seseorang jatuh sakit dan butuh biaya yang begitu banyak hingga dia harus rela menjual aset-asetnya. Inilah yang disebut risiko finansial. Sebenarnya, risiko-risiko tersebut bisa Anda kelola dengan lebih baik melalui produk asuransi.
Melalui asuransi, risiko finansial tersebut Anda alihkan ke pihak ketiga, yaitu perusahaan asuransi. Jadi, ketika kelak terjadi risiko, biaya-biaya yang terkait dengan risiko tersebut ditanggung oleh penyedia asuransi. Untuk mendapatkan manfaat asuransi tersebut, Anda hanya perlu membayar premi sesuai ketentuan polis asuransi yang Anda beli.
Tapi, kan, bila tidak terjadi risiko, uang premi hangus dan mubazir? Mungkin pikiran itu banyak diamini oleh banyak orang Indonesia. Pada dasarnya, ya, tidak ada hal mubazir karena premi yang Anda bayarkan besar kemungkinan jauh lebih kecil dibandingkan manfaat yang bisa Anda dapatkan kelak saat terjadi kerugian finansial. Melalui asuransi, Anda lebih bisa mengendalikan risiko kerugian itu dalam bentuk premi tetap.
Bila begitu penting keberadaan asuransi untuk mendukung pengelolaan finansial yang oke, apa sajakah manfaat asuransi kesehatan yang perlu kita pahami? Berikut ini untuk penjelasan lebih detail, seperti dikutip dari HaloMoney.co.id:
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
1. Mengurangi risiko finansial
Seperti dipaparkan di atas, setiap saat kita menghadapi berbagai risiko yang bisa melahirkan kerugian finansial. Misalnya, jatuh sakit hingga menguras biaya pengobatan, dan sebagainya.
Dengan memiliki asuransi, Anda bisa mengelola keuangan lebih tenang. Sehingga ketika sewaktu-waktu Anda membutuhkan biaya atau mengalami kerugian finansial, kondisi keuangan pribadi tidak ikut terpengaruh karena sudah ada asuransi yang menanggungnya.
Anda tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu terjadi hal tak terduga seperti sakit atau mengalami kecelakaan. Manfaat asuransi ini membantu Anda dalam mengurangi pengeluaran yang tak terduga. Pengeluaran rutin harian pun tidak terganggu. Sebab, ada pihak penanggung yang memberi ganti rugi.
Baca juga: Kartu Kredit Terbaik untuk Berbagai Kebutuhan
2. Lebih leluasa berinvestasi
Pengelolaan keuangan yang baik idealnya memperhatikan kecukupan atas dua hal, yaitu dana darurat dan asuransi jiwa juga asuransi kesehatan. Setelah dua pos utama tersebut aman, Anda bisa leluasa untuk memulai persiapan hari depan dengan berinvestasi di produk keuangan. Misalnya di reksadana, saham, atau obligasi.
Bagaimana bila lebih dulu berinvestasi dalam kondisi belum memiliki dana darurat dan asuransi? Hal seperti itu tidak disarankan oleh perencana keuangan. Mengapa? Berinvestasi memiliki risiko yang setara dengan prospek return atau keuntungannya.
Bila untung yang didapat, maka itu tak jadi masalah. Namun, bila yang terjadi adalah kerugian, di mana hal itu cukup terbuka untuk terjadi, Anda bisa-bisa kehabisan uang dan terbenam dalam masalah utang atau pinjaman.
Advertisement
3. Bisa sekaligus menabung atau investasi (tapi harus jeli memilih produk)
Ada beberapa fungsi asuransi yang menyediakan layanan investasi atau tabungan untuk masa depan. Anda yang telah terdaftar sebagai nasabah dari salah satu penyedia layanan asuransi bisa mendapatkan jaminan berupa pengembalian investasi di akhir kontrak.
Pada asuransi yang diperuntukkan investasi terdapat masa pertanggungan yang sifatnya fleksibel. Ada tiga masa pertanggungan yang bisa Anda pilih mulai dari 5 tahun, 10 tahun, maupun 20 tahun. Saat itulah Anda memiliki komitmen untuk membayar premi sekaligus berinvestasi.
Namun, sebelum memutuskan memilih produk asuransi yang dwiguna atau unitlink seperti itu, selalu hitung premi yang Anda bayarkan dan manfaat yang akan Anda terima. Jangan sampai Anda terlalu banyak membayar premi namun sedikit manfaat yang Anda terima.
Baca juga: Pinjaman Tanpa Agunan Tanpa Syarat Kartu Kredit
4. Tanda cinta untuk keluarga
Ketika memiliki tanggungan jiwa seperti anak atau pasangan, Anda tentu menginginkan hidup mereka selalu sejahtera, minimal dari sisi finansial. Tanda cinta pada keluarga bisa Anda ungkapkan dengan membeli polis asuransi jiwa, salah satu produk asuransi prioritas yang perlu dimiliki oleh pencari nafkah.
Dengan asuransi jiwa, ketika kelak terjadi risiko meninggal dunia pada si pencari nafkah, keluarga yang ditinggalkan tidak perlu menanggung kesulitan finansial akibat terhentinya sumber nafkah.
Bekal uang pertanggungan dari asuransi jiwa bisa digunakan sebagai bekal melanjutkan hidup bagi keluarga yang ditinggalkan. Setelah asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi pendidikan merupakan produk asuransi yang perlu dimiliki oleh setiap keluarga untuk melindungi tujuan keuangannya.