PLBN Skouw Makin Megah, Warga Kini Berdagang Emas di Kawasan Perbatasan

Kementerian PUPR turut mengembangkan pasar guna menumbuhkan pusat perekonomian baru di kawasan terluar Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 17:30 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jalan baru di Bali yaitu ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Dok Kementerian PUPR)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jalan baru di Bali yaitu ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga turut mengembangkan pasar guna menumbuhkan pusat perekonomian baru di kawasan terluar Indonesia.

Seperti pembangunan PLBN Skouw di Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, yang kini telah rampung dikerjakan. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan pengembangan kawasan perbatasan Skouw merupakan janji dan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjadikan PLBN sebagai pintu gerbang serta embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan.

Bahkan, ia menambahkan, emas juga sudah mulai diperjualbelikan di kawasan perbatasan tersebut. "Di Skouw itu perdagangan di sana sekarang emas, bukan hanya chiki," ujar dia disambut gelak tawa saat memberi paparan di acara 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Beberapa fasilitas lain turut dibangun di PLBN Skouw, antara lain rumah dinas pegawai, Wisma Indonesia, Gedung Serbaguna, Pasar Perbatasan, hingga fasilitas umum seperti rest area, ATM center, masjid, dan gereja.

Selain di Skouw, selama empat tahun terakhir Kementerian PUPR telah membangun enam pos perbatasan lain. Antara lain, PLBN Wini, Motaain dan Motamasin di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta PLBN Aruk, Nanga Badau dan Entikong di Kalimantan Barat.

Tak hanya itu, infrastruktur pasar pun turut dikembangkan di wilayah tersebut meski belum seutuhnya rampung. Seperti di PLBN Entikong, yang kemajuannya kini mencapai 55,93 persen dan ditargetkan selesai 2019.

Lalu pasar di PLBN Nanga Badau, yang pembangunannya menghabiskan biaya Rp 167,1 miliar dengan pengerjaan mencapai 75,3 persen. Selanjutnya pasar di PLBN Aruk, yang hampir rampung dengan kemajuan 94,26 persen.

Begitu juga pasar di dua PLBN lain yang progresnya mendekati tahap final. Pasar PLBN Wini sekarang mencapai 92,12 persen, sedangkan pasar PLBN Motaain telah menyentuh progres 86,76 persen.

Sejauh ini, baru pasar PLBN Motaain yang telah selesai dikerjakan. Pasar ini dibangun di atas lahan seluas 6.729 meter persegi dengan menghabiskan anggaran Rp 228,9 miliar.

 

Jokowi: Warga Negara Tetangga Kini Swafoto di Pos Perbatasan RI

Presiden Jokowi di PLBN Skouw, Papua (Foto: Katharina Liputan6.com)
Presiden Jokowi di PLBN Skouw, Papua (Foto: Katharina Liputan6.com)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, revitalisasi dan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di sejumlah wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh masyarakat.

Jokowi mengungkapkan hal itu dalam sambutannya pada acara Dies Natalis Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat.

Dia mengungkapkan, dulu keadaan Pos Lintas Batas Negara milik Indonesia sama seperti kantor kelurahan. Namun hal berbeda ditemui pada kantor perbatasan di negara lain, yaitu Timor Leste dan Malaysia yang jauh lebih besar dan bagus.

"Kita lihat kantor perbatasan kita, sebelumnya seperti kantor kelurahan di Jakarta. Tiga tahun yang lalu saya pergi ke Mota'ain, saya melihat kantor pos batas kita, kemudian saya bandingkan dengan yang ada di Timor Leste. Saya pergi ke Entikong saya bandingkan dengan yang ada di Malaysia, kantor pos batas kita betul-betul jauh sekali dengan kantor yang ada di negara-negara tetangga," ujar dia di Balairung UI, Depok, Jumat 2 Februari 2018.

Buruknya PLBN milik Indonesia, kata Jokowi, membuat masyarakat di sekitar perbatasan tidak mau swafoto di PLBN tersebut. Masyarakat justru lebih memilih untuk berswafoto PLBN milik negara tetangga.

‎"Di Kabupaten Belu, sebelumnya banyak masyarakat kita yang senengnya selfie di kantornya (PLBN) Timor Leste karena lebih bagus. Dan 2,5 tahun yang lalu saya perintahkan Pak Menteri PU untuk meruntuhkan kantor lama kemudian dibangun kantor baru. Sekarang yang ada di sana (negara lain) selfie di tempat kita, bukan kita yang selfie di tempat mereka," jelas dia.

Namun, menurut Jokowi, revitalisasi dan pembangunan PLBN ini bukan hanya sekadar memperbaiki sebuah pos perbatasan, melainkan untuk mengangkat harga diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar.

"Karena ini bukan kantor, ini urusan kebanggaan kita, urusan harga diri kita sebagai bangsa yang besar," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya