Liputan6.com, Balikpapan - Pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalimantan Utara (Kaltara) sepanjang 826,66 km yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) turut menembus Taman Nasional Kayan Mentarang yang membentang seluas 1,35 juta hektare.
Jalan tersebut berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XII Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Refly Ruddy Tangkere menuturkan, pihaknya akan memanfaatkan keberadaan jalan eksisting yang telah terbangun di Taman Nasional Kayan Mentarang.
"Iya. Kalau gunung Mentarang kita melalui, tapi kita hanya memperbaiki jalan eksisting yang sudah ada. Cuma jalan eksistingnya cukup tinggi, jadi kita yang memperbaiki trase yang sudah ada supaya bisa fungsional," terang dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Balikpapan, Sabtu (8/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, jalur eksisting tersebut akan menjadi akses bagi masyarakat setempat untuk menuju jalan perbatasan. "Secara otomatis dia harus connect dengan jalan paralel. Itu akan menjadi jalan akses menuju Pos Lintas Batas (PLB)," tambah dia.
Refly pun menyampaikan, pihaknya akan membangun tiga PLB di Kaltara, yakni di Long Midang, Mensalong dan Pulau Sebatik. "Cuman Pulau Sebatik ini sudah ditangani. Artinya, jalannya sudah ada, tinggal kita perbaiki lagi," tambah dia.
Terkait perkembangan proyek itu, ia menyebutkan, masih ada sekitar 126 km jalan yang belum tembus di batas utara Kaltara hingga akhir tahun ini. Agar bisa tembus total pada 2019, lanjutnya, pihaknya membutuhkan tambahan dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 1,1 triliun.
"Yang jelas sampai akhir tahun ini masih ada untuk Kaltara yang belum tembus kurang lebih ada 126 km. Tapi diharapkan, dengan dukungan pendanaan dari pusat kurang lebih Rp 1,1 triliun, itu bisa ditembus sampai akhir 2019," tutur dia.
Masyarakat Manfaatkan Jalan Perbatasan di Kalimantan Jadi Lokasi Wisata
Sebelumnya, salah satu jalan paralel perbatasan di Kalimantan yang saat ini tengah dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yakni ruas batas KalimantanBarat (Kalbar)-Tiong Ohang di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang 15 km.
Selain membangun jalan lintas batas negara, pada ruas tersebut turut pula dibangun jalan akses atau juga yang disebut jalan sirip menuju desa Long Apari sepanjang 5 km.
PKK Batas Kalbar-Tiong Ohang Rusdi Salman mengatakan, keberadaan jalan sirip ini seakan menjadi pembaharuan yang menyenangkan bagi masyarakat setempat, sehingga kerap dimanfaatkan sebagai tempat wisata.
"Jalan sirip ini masyarakat setempat menyebutnya JB atau Jalan Baru. Masyarakat sini kalau kemarau jalan kering, ini (JB) jadi tempat tamasya. Banyak orang kumpul-kumpul di sini," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Long Apari, Jumat 7 September 2018.
Dia juga menceritakan, jalan sirip ini sebenarnya sudah mulai terbangun sejak jalur paralel perbatasan mulai dibangun oleh Kementerian PUPR pada 2015 lalu.
Menurut pengamatan Liputan6.com, permukiman-permukiman baru turut bermunculan di sepanjang jalan baru tersebut. Warga setempat coba memanfaatkan lahan baru ini untuk membuka area perkebunan.
Terkait jalan paralel perbatasan Batas Kalbar-Tiong Ohang, pembangunannya dibagi menjadi dua paket dan dikerjakan oleh empat kontraktor lokal asal Kalimantan. Antara lain, PT Bukit Mas Asri Jaya, PT Herenanda Surya Pratama, PT Damar Putra Mandiri, dan PT Surya Jagatdita Sejahtera.
Dalam urusan pembukaan lahan, pengerjaannya pun dibantu oleh pihak Zeni TNI AD yang total berjumlah sekitar 20 orang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement