Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 3,038 triliun pada kuartal III 2018, atau naik tipis dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 3,034 triliun.
"Laba bersih setelah pajak, Bank Danamon di sembilan pertama tahun 2018 berada pada posisi stabil dibandingkan dengan setahun sebelumnya," kata Direktur Bank Danamon, Satinder Ahluwalia di kantornya, Rabu (24/10/2018).
Laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 2 persen dari Rp 10,581 triliun menjadi Rp 10,825 triliun. Namun sayangnya, pendapatan non bunga atau Non Interest Income (NII) turun 7 persen dari Rp 2,607 triliun menjadi Rp 2,435 triliun.
Advertisement
Sementara itu, pertumbuhan Giro dan tabungan (keduanya disingkat CASA) naik 3 persen menjadi Rp 49,1 triliun. Sedangkan rasio CASA membaik menjadi 49,1 persen dari 47,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular.
"Deposito tercatat turun 3 persen menjadi Rp 60,9 triliun dimana Bank Danamon melakukan pelepasan dana mahal. Struktur pendanaan yang lebih baik ini menghasilkan biaya dana (cost of fund) yang lebih rendah serta membangun fondasi yang baik untuk pertumbuhan ke depannya," ujarnya.
Rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio atau CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik di antara bank-bank dikelompoknya.
"CAR konsolidasian berada pada posisi 22,3 persen sementara CAR bank only tercatat sebesar 23,1 persen," ujarnya.
Pendapatan biaya atau fee income (tidak termasuk credit related fee) Bank Danamon tercatat pada Rp 935 miliar atau tumbuh sebesar 13 persen secara setahunan. Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira insurance yang tumbuh 25 persen menjadi Rp 447 miliar. Sementara fee Income Bancassurance tumbuh 11 persen menjadi Rp 266 miliar.
Kredit kendaraan bermotor
Direktur Keuangan Bank Danamon, Satinder Ahluwalia memaparkan sampai dengan kuartal ketiga tahun 2018, total portofolio kredit dan Trade Finance Bank Danamon tumbuh 6 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 126,9 triliun menjadi Rp 134,3 triliun.
"Dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 12 persen secara setahunan menjadi Rp 49,7 triliun pada akhir bulan September 2018," kata dia.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan double digit ini didorong oleh pembiayaan baru yang tumbuh 14,8 persen untuk roda dua dan 22 persen untuk roda empat dari tahun sebelumnya. Hal ini kontras dengan kondisi pada periode yang sama tahun 2017 dimana pembiayaan baru untuk kendaraan roda dua turun 16 persen dan roda empat stagnan.
Dalam kesempatan serupa, Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli mengungkapkan kredit kendaraan bermotor tahun ini tumbuh pesat.
"Secara industri ada peningkatan dari tahun lalu dimana kendaraan roda dua meningkat 9 persen dan kendaraan roda 4 meningkat 7 persen relatif lebih baik dari tahun lalu," ujar Hafid.
Selain peningkatan industri, terjadi juga peningkatan di pemasaran. "Namun Adira pun selain dari kenaikan industrinya sendiri kita pun mengalami kenaikan di market share. Itu yang menyebabkan kenaikan di pembiayaan kami," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud
Sumber: Merdeka.com
Advertisement