Tantangan Sektor Perbankan di Era Digital versi Ketua Perbanas

Maraknya layanan keuangan yang ditawarkan berbagai jasa teknologi keuangan atau financial technology (Fintech) menjadi hal yang perlu disikapi serius oleh sektor perbankan.

oleh Merdeka.com diperbarui 14 Nov 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 16:31 WIB
(Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)
Ketua Umum Perbanas Kartika W (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perkembangan digitalisasi ekonomi memberikan tantangan bagi dunia perbankan.

Maraknya layanan keuangan yang ditawarkan berbagai jasa teknologi keuangan atau financial technology (Fintech) menjadi hal yang perlu disikapi serius oleh sektor perbankan.

"Internal kita tahu perbankan itu industri yang sangat terstruktur organisasinya, SOP-nya, risk managementnya, apa lagi Mandiri Bank BUMN. Kita harus membayangkan bank demikian terstruktur dengan risk management ketat apalagi BUMN harus beradaptasi melawan pemain fintech yang relatif tidak ada regulasinya," kata dia, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk ini mengatakan untuk menghadapi tantangan tersebut, dunia perbankan tentu harus terus berkreasi agar dapat beradaptasi dengan perkembangan sektor keuangan yang sedang memasuki dunia digital.

"Kita coba beradaptasi dengan membuat venture capital, yang kita juga bisa melakukan penyertaan di pemain challenger. Supaya kita bisa tahu bagaimana cara kita mengembangkan aplikasinya, bagaimana mereka (fintech) berpikir, bagaimana kita bisa berkolaborasi," ujar pria yang akrab disapa Tiko.

Selain itu, ada pula tantangan dari sisi pelanggan atau nasabah. Karakter pelanggan saat ini yang tidak terlalu memerhatikan aspek keamanan bertransaksi juga menjadi tantangan tersendiri bagi dunia perbankan.

"Customer kita melihat untuk payment mereka sudah tidak lagi melihat, dia ini yang menfasilitasi siapa, yang penting paymentnya beres. Dia tidak peduli apa mau fintech, pakai visa, GPN, melalui tools-nya bank, tidak peduli yang penting payment-nya bisa terlaksana dengan cepat, aman, dan bisa memberikan promo-promo yang memberikan benefit," ujar dia. 

Ia menuturkan, perbankan juga hadapi tantangan ketika masalah keamanan bukan menjadi hal yang diperhatikan. Nasabah lebih melihat kecepatan dan kenyamanan bertransaksi.

"Ini tantangan kita karena isu security sudah bukan jadi isu yang diperhatikan lagi karena mereka sudah melihat kecepatannya, kenyamannya, dan kalau bisa ada benefit-benefit tertentu," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 


Perbanas Gelar Indonesia Banking Expo 2018

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Konferensi pers Indonesia Banking Expo 2018 pada Rabu (14/11/2018) (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menggelar Indonesia Banking Expo (IBEX) 2018. Pameran tersebut akan diselenggarakan pada Kamis 15 November 2018 Hotel Fairmont, Jakarta.

Ketua Steering Committee IBEX 2018, Tigor M. Siahaan mengatakan, topik yang akan didiskusikan secara mendalam oleh para pemangku kepentingan terkait dalam Indonesia Banking Expo (IBEX) 2018 terkait financial technology (Fintech).

Menurut dia, revolusi teknologi yang terjadi saat ini telah mengubah cara hidup masyarakat, bekerja, dan berhubungan satu sama Iain. Pengaruhnya juga terasa pada sektor perbankan yang mengalami lebih banyak tantangan, terlebih dengan hadirnya financial technology (fintech) dan mitra teknologi dalam beberapa tahun terakhir. 

"Sektor perbankan memahami bahwa jawaban terhadap perubahan akibat revolusi teknologi ini harus holistik dan strategis, melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta hingga akademisi dan masyarakat secara luas," kata dia, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 14 November 2018.

Kegiatan ini diharapkan akan diperoleh suatu kesepahaman mengenai peran masing-masing sektor serta pemanfaatan teknologi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. 

"Perbankan tengah mengidentifikasi cara-cara yang efektif untuk berevolusi dalam lingkungan yang semakin kompetitif," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, transformasi digital, transformasi industri 4.0, pasti akan membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. 

"Bank-bank anggota kami memahami hal ini dan bekerja keras untuk menjawab perkembangan teknologi yang sangat cepat, sementara pada saat yang sama kami juga harus mempertahankan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan pada regulasi serta mengelola risiko-risiko terkait," ujar dia.

Sebagai informasi, IBEX 2018 akan menghadirkan narasumber dari berbagai sektor yang terkait dengan perbankan, mulai dari sektor manufaktur, transportasi, hingga teknologi finansial serta mitra teknologi yang sedang marak seat ini. 

Mereka akan terlibat dalam diskusi panel dan diskusi kelompok untuk membahas peran teknologi dalam transformasi, industri 4.0 serta bagaimana sektor perbankan harus menyikapinya. Digitalisasi ekonomi membawa manfaat bagi konsumen serta membuka peluang pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pintar, terdigitalisasi serta terhubung akan memungkinkan aktivitas ekonomi modern dilakukan dengan .lebih fleksibel, tangkas dan cerdasi Namun demikian, ekonomi digital tetap menjadi tantangan karena sifat kompleksitasnya. 

"Kita perlu memahami bagaimana teknologi maju tersebut dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan peluang inovasi, model dan proses baru dalam berbisnis, serta produk dan Iayanan yang lebih baik. Kita masih memiliki isu terkait kepercayaan, privasi, dan transparansi yang harus ditangani seiring dengan semakin intensifnya transformasi teknologi finansial di Indonesia," imbuh Kartika.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya