Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menuturkan, sejumlah program peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan pengembangan kawasan terpencil tengah digencarkan pemerintah.
Salah satunya melalui dana desa yang telah mencapai Rp 187 triliun sejak dikucurkan pada 2014. Dia pun menantang civitas akademik (kelompok akademisi) meningkatkan pembangunan di desa dan daerah tertinggal.
Diharapkan, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diharapkan bisa berjalan bersama untuk pembangunan desa.
Advertisement
“Saya ingin tridharma perguruan tinggi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat terconnect. Perguruan tinggi berkontribusi pada pembangunan 75.000 desa dan masih 30 ribu desa tertinggal yang kurang beruntung karena mungkin tidak memiliki kades yang bagus, yang belum memiliki kreativitas yang baik untuk desanya,” ujar dia, di Kampus PKN STAN, Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (18/11/2018).
Baca Juga
Ia menuturkan, anggaran negara untuk pembangunan masyarakat memadai, berbeda dengan sebelumnya yang masih terkendala soal anggaran ketika hendak melakukan pembangunan.
“Sekarang saya challenge, perguruan tinggi saya sampaikan seluruh lingkungan kampus, kita akan membelanjakan Rp 2.439 triliun pada 2019 dari Rp 2.217 triliun tahun ini,” ujar dia.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan daerah melalui kucuran dana desa, program keluarga harapan (PKH), dan sederat dana lain harus bisa membuat daerah terpencil maju.
“Kalau dulu kita terganggu dengan tidak adanya anggaran, sekarang justru tantangannya lebih kepada mampukah kita meningkatkan pembangunan dengan anggaran yang kita punya. Sekarang anggaran kita,” tutur dia.
Reporter: Kirom
Sumber: Merdeka.com
Perhatian Perguruan Tinggi ke Desa Diharapkan Tinggi
Ia juga apresiasi kegiatan Sembada dengan turunnya civitas akademika ke desa-desa melakukan pendampingan, berharap program tersebut bisa terorganisir dengan baik.
"Saya berharap perhatian perguruan tinggi masuk ke desa, diorganize dengan baik. Sehingga memperkuat desa, bukan membebani desa, atau desa malah menjadi bingung. Karena perguruan tinggi hanya memilih desa-desa yang favorit, nanti desa tertinggalnya tidak dilirik," kata dia.
Sementara itu, Direktur PKN STAN, Rahmadi Murwanto menuturkan, kegiatan ini dilaksanakan dua hari mulai dari kemarin dan presentasi dari 78 paper dari 30 universitas.
"Kami mencoba mengirim banyak mahasiswa ke desa, kami lihat hal ini banyak memberikan manfaat di desa. Selain manfaat pengelolaan keuangan di desa, mereka (civitas akademik) juga belajar memahami pengelolaan keuangan desa, dan mampu mengelola keuangan negara nantinya," tutur Rahmadi.
Dia menuturkan, Sembada bertujuan, selain memberikan ruang dosen dan mahasiswa untuk berkontribusi kepada masyarakat.
"Juga mereka bisa bertemu dan saling berdiskusi untuk membantu program pemerintah lebih baik lagi," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement