Bangladesh Tawari Pengusaha RI Berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus

Kawasan ekonomi khusus menjadi fasilitas yang diberikan pemerintah Bangladesh kepada para investor asing untuk dapat mendirikan pabrik atau pergudangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2018, 15:43 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2018, 15:43 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Bangladesh menawarkan fasilitas pembangunan kawasan ekonomi khusus atau Special Economic Zones kepada para investor Indonesia sebagai lokasi untuk mendirikan pabrik atau pergudangan di negara tersebut.

Ini diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh Rina P Soemarno seperti mengutip Antara, Selasa (20/11/2018).

"Bangladesh berupaya menciptakan iklim berbisnis yang cukup mudah untuk berinvestasi. Mereka menawari pengusaha Indonesia untuk mendirikan semacam 'export processing zone," ujar Rina di Dhaka.

Kawasan ekonomi khusus (KEK) adalah area di mana peraturan bisnis dan perdagangan berbeda dari negara lain. KEK terletak di dalam perbatasan nasional suatu negara dengan beberapa tujuan, meliputi peningkatan perdagangan, peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja dan administrasi yang efektif.

Kawasan ekonomi khusus menjadi fasilitas yang diberikan pemerintah Bangladesh kepada para investor asing untuk dapat mendirikan pabrik atau pergudangan. Fasilitas investasi tersebut menawarkan insentif untuk bisnis yang berorientasi pada ekspor.

"Bangladesh mau memposisikan diri sebagai hub (pusat kegiatan), tetapi konektivitas mereka masih kurang. Mereka tidak punya 'deep-sea port'. Mereka menawari investor asing, kalau mendirikan pabrik di Bangladesh, akan lebih mudah meningkatkan ekspor," ucap Dubes Rina.

Dia menyebutkan bahwa sejauh ini sudah ada investor dari beberapa negara yang memanfaatkan fasilitas investasi Special Economic Zone" di Bangladesh, antara lain Singapura dan Korea Selatan.

Dubes Rina menilai bahwa Indonesia pun dapat meningkatkan volume perdagangan dengan Bangladesh dengan memanfaatkan fasilitas Special Economic Zones tersebut.

Indonesia menduduki urutan ke-5 dari 15 negara mitra dagang utama Bangladesh. Selama beberapa tahun terakhir nilai perdagangan bilateral Indonesia-Bangladesh terus meningkat, dengan surplus untuk Indonesia.

Volume perdagangan Indonesia-Bangladesh memberikan surplus di atas 80 persen bagi Indonesia. Bangladesh merupakan negara penyumbang surplus ke-7 terbesar bagi Indonesia.

2 Investor Tertarik Bangun Kawasan Ekonomi Khusus Bangka

Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (Ilustrasi: kek.go.id)
Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (Ilustrasi: kek.go.id)

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, mengatakan bahwa ada dua investor yang tertarik untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah Tanjung Gunung dan Sungai Liat. Dari pembicaraan awal, dana investasi yang akan digelontorkan dalam tiga tahun pertama mencapai ratusan miliar rupiah.

"Di KEK kawasan Tanjung Gunung diperkirakan kurang lebih Rp 500 miliar, sementara di Pantai Timur Sungai Liat kurang lebih Rp 230 miliar untuk tahun pertama hingga tahun ketiga," katanya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Erzaldi mengatakan, meski belum ada keputusan tepat mengenai dua kawasan tersebut, namun minat investasi sudah ada. Dia memperkirakan, hingga tahap keempat, investasi untuk satu kawasan KEK bisa mencapai Rp 1,7 triliun.

"Dalam tempo waktu kurang lebih 10 tahun. Itu belum realisasi. Tapi belum ada keputusan KEK minat pun sudah ada," kata dia.

"(Yang berminat?) Investornya Group holiday In dan Diandra," tambahnya.

Diketahui, Pemerintah tengah mengusulkan dua kawasan baru ekonomi khusus (KEK) di Kepulauan Bangka Belitung. Dua kawasan ini nantinya direncakan akan dibangun di daerah Tanjung Gunung, Bangka Tengah dan Sungai Liat, di Pulau Bangka.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya