Warga Berhak Minta Kompensasi atas Kemacetan di Tol Cikampek

Kemenhub menghentikan sementara keberlangsungan dua proyek yakni pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek LRT Jabodetabek.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Nov 2018, 15:45 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 15:45 WIB
Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil keputusan dengan akan menghentikan sementara keberlangsungan dua proyek, yakni pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek LRT Jabodetabek, yang ada di sisi ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) km 11 sampai 17.

Kedua proyek infrastruktur itu sengaja dihentikan sementara dengan tujuan untuk memperlancar arus lalu lintas di jalan Tol Japek yang kerapkali dilanda kemacetan mengular.

Sekretaris pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menilai, keputusan yang diambil harus punya dasar kuat terkait kepentingan pengguna jalan tol.

Konsumen jalan tol sebenarnya punya hak untuk meminta kejelasan perihal kondisi yang saat ini terjadi di jalan Tol Japek.

"Konsumen di sini dapat meminta kompensasi atas kemacetan di situ. Jika operator jalan tol tak sanggup menanggulanginya, konsumen bisa menuntut. Pembangunan infrastruktur di sana juga harus memerhatikan pengguna tol," ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (21/11/2018).

Saat ditanya mengenai keputusan menyetop proyek kereta cepat dan LRT, Agus menjawab, Kementerian Perhubungan pasti punya pertimbangan tersendiri. Namun begitu, ia menggarisbawahi, masih ada satu proyek besar lagi di sekitar Tol Japek yang berhasil diloloskan, yakni pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek.

"Dari 3 proyek ini, mestinya bisa koordinasi, mana yang lebih urgent. Sekarang eranya bukan kembali ke jalan, tapi ke rel. Kemenhub pasti punya pertimbangan, tapi konsumen juga harus didahulukan," urainya.

Oleh karenanya, ia meminta berbagai elemen yang punya andil mengatur Tol Jakarta-Cikampek, untuk berembuk mengambil keputusan terbaik.

"Apapun keputusannya, itu seharusnya tidak merugikan pengguna jalan tol. Harus ada koordinasi antara pihak pengembang, operator, kepolisian, sampai Kementerian PUPR," ujar Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Proyek LRT dan Kereta Cepat di Tol Cikampek Dihentikan Sementara

Contra Flow di Tol Cikampek. ©2016 Merdeka.com/Bram Salam
Contra Flow di Tol Cikampek. ©2016 Merdeka.com/Bram Salam

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung oleh KCIC dan proyek pembangunan LRT Jabodebek di ruas tol Jakarta -Cikampek (Japek) KM 11 sampai dengan 17. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di tol Japek.

Adanya beberapa pembangunan Proyek Strategis Nasional di lintas Tol Jakarta - Cikampek seperti pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek, berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu-lintas di jalan tol tersebut.

“Kami akan minta LRT dan KCIC (kereta cepat) tidak dulu berkonstruksi di daerah kilometer 11 sampai kilometer 17. Jadi sementara ini tidak ada kegiatan di sana. Selain itu, kami juga akan mengevaluasi kegiatan Waskita Karya interchange di kilometer 24,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (21/11/2018). 

Budi meminta penghentian pekerjaan proyek ini dilakukan dalam beberapa bulan ke depan atau jika dimungkinkan hingga jelang Lebaran tahun depan.

Terkait hal tersebut, BUdi mengimbau kepada pekerja proyek kereta cepat dan LRT untuk memindahkan pekerjaan di lokasi lain terlebih dahulu dan akan lebih mengutamakan pengerjaan tol Jakarta-Cikampek elevated yang saat ini progresnya telah mencapai 57,5 persen.

“Konstruksi kita akan hitung lagi kalau saya lihat paling tidak 3-4 bulan, untuk itu yang kita kasih prioritas proyek tol elevated, ” ungkapnya.

BUdi meminta kepada PT Jasa Marga sebagai penanggungjawab pekerjaan proyek tol Jakarta-Cikampek elevated benar-benar menyusun rencana agar supaya pekerjaan ini tidak mengganggu lalu lintas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya