Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan masuknya revolusi industri 4.0 harus disiapkan secara matang. Ini salah satunya dengan penggodokan melalui sumber daya manusia (SDM).
"Perkembang digital yang luar biasa pesat harus kita respons secara baik, semua ekosistem harus merespons secara cepat atas dinamika yang terjadi," ucapnya di CIO Forum, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (05/12/2018).
Ia menjelaskan, talenta-talenta khususnya di bidang informasi dan teknologi (IT) harus diberikan keterampilan khusus agar menyesuaikan kebutuhan di era revolusi industri 4.0 tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"SDM kemudian menjadi concern kita. Persiapan talenta-talenta berbasis IT harus dilakukan akselerasinya. Sekarang bahkan pertanian dapat menikmati manfaat teknologi lewat smart farming," ujarnya.
Oleh sebab itu, merespons revolusi industri 4.0, Rudiantara mengungkapkan, pemerintah akan mengembangkan sebanyak 20 ribu talenta terampil teknologi di tahun depan.
"Untuk akselerasi, pemerintah pada tahun 2019 akan menyiapkan untuk kembangkan 20 ribu talenta di level teknis (skilled labour) jadi terampil. Apakah untuk menguasai robotic, ataupun artificial intelligence (AI), dan sebagainya," kata dia.
"Jadi silabus yang bagus kita adopsi dan adjust. Teman-teman (perusahaan) bisa menggunakan talenta ini kedepannya," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ternyata, SDM RI Lebih Bagus Ketimbang Turki dan Rusia
Indonesia naik dua peringkat ke posisi 45 di laporan IMD Talent ranking 2018. Daftar tersebut menyorot usaha yang ditanam untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM)lokal.
IMD atau International Institute for Management Development adalah sekolah bisnis tingkat lanjut yang berlokasi di Swiss dan juga membuka institusinya di Singapura.
BACA JUGA
Laporan IMD mempertimbangkan tiga faktor: faktor Investasi dan Pengembangan yang mengukur sumber daya untuk mengembangkan modal manusia suatu negara; faktor Daya Tarik yang mengevaluasi sejauh mana negara menarik SDM dari luar negeri dan pada yang sama bisa memelihara para profesional lokal; dan faktor Kesiapan yang menilai kualitas kemampuan dan kompetensi yang tersedia di suatu negara.
Indonesia berada di posisi 45, naik dua perangkat dari tahun sebelumnya. Dengan ini, talenta Indonesia mengalahkan negara seperti Rusia (46), Turki (51), dan India (53).
Di Asia, Singapura mendapat posisi tertinggi di peringkat 13, mengalahkan Jepang (29) dan Korea Selatan (33). Namun, peringkat Singapura terpantau stagnan, sementara Jepang dan Korsel naik masing-masing dua dan enam peringkat.
Negara yang mendapat lima besar secara berturut-turut adalah Swiss, Denmark, Norwegia, Austria, dan Belanda. Sementara, Amerika Serikat (AS) tidak masuk 10 besar dan berada di peringkat 12.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi suatu negara bukan satu-satunya faktor terkait talenta yang dimiliki. Namun, faktor sosial seperti kualitas institusi juga menjadi penunjang suatu negara dalam menarik talenta internasional. Negara yang angka korupsinya rendah juga menjadi lokasi primadona untuk para talenta.
"(Terdapat) hubungan kuat yang positif yang menunjukkan bahwa negara dengan akuntabilitas yang kuat dan tingkat korupsi rendah mendapat peringkat tinggi di indeks talenta kami." jelas laporan itu.
Advertisement