Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati pada Mei 2018.
Sayangnya, hingga kini bandara berdesain unik dan modern tersebut masih kurang dilirik. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengungkapkan, beberapa upaya sebetulnya sudah didorong untuk meningkatkan kapasitas penumpang di bandara tersebut. Salah satunya dengan menambah jumlah maskapai dan penerbangan baru.
"Tadi yang disampaikan tadi beberapa aplikasi tujuan ke Kualanamu kembali ke Surabaya ke Ujung Pandang sudah di aplikasikan dan disetujui dan ini segera dilakukan penerbangan," kata dia dalam acara Riung Bareng BIJB, di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Budi mengatakan, pihaknya juga telah mendorong Angkasa Pura II serta seluruh pemangku kepentingan lainnya agar mensosialisasikan BIJB. Ini perlu dilakukan agar bandara yang ditargetkan menjadi terbesar kedua setelah Soekarno Hatta tersebut lebih meningkat.
"Oleh karenanya dalam kesempatan ini saya minta bersama sama kepada Angkasa Pura II untuk menginformasikan seluas luasnya kepada masyarakat," kata dia.
Budi juga mengajak para generasi milenial untuk mensosialisasikan melalui akun media sosialnya masing-masing. "Dan saya ingin sekali adik-adik melakukan hasteg. Hasteg BIJB kalau ada hasteg BIJB kita sosialisaaikan terus hastagnya #bijbmelesat. Saya minta selain ini semua tolong disupoort dari Pemerintah Daerah (Pemda) semua," ujar dia.
Seperti diketahui, maskapai Garuda Indonesia pun mulai melayani rute penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Kertajati, Majalengka pada pertengahan Desember.
Hal ini diklaim sebagai kemajuan bandara tersebut sudah mulai diminati oleh maskapai. Rute layanan penerbangan dari Garuda Indonesia adalah Kertajati - Tanjung Karang - Palembang yang mulai beroperasi pada 18 Desember 2018. Lalu, rute Kertajati - Balikpapan - Tarakan yang beroperasi pada 21 Desember 2018.
Pesawat R80 Bakal Dirakit di Kompleks Bandara Kertajati
Sebelumnya,PT Regio Aviasi Industri (RAI) tengah menjajaki beberapa pendanaan dalam pengembangan pesawat R80. Pendanaan ini tidak hanya untuk pengembangan pesawat melainkan juga pembangunan pabrik perakitan pesawat.
Komisaris RAI Ilham Akbar Habibie mengatakan, pihaknya tengah menjajaki beberapa lokasi untuk dijadikan pabrik perakitan pesawat R80 ini.
"Rencananya kita nanti mau bangun assembling nya di kawasan Bandara Kertajati. Namun itu masih rencana, masih belum bisa kita pastikan," kata Ilham di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2018.
Untuk pengembangan R80 ini, Ilham mengaku menggunakan sistem risk and revenue sharing. Sistem ini nantinya ada beberapa perusahaan yang akan berinvestasi di R80 dengan risiko ditanggung masing-masing perusahaan.
Nantinya, hasil penjualan pesawat sebagian akan diserahkan ke masing-masing investor tersebut. "Itu hal lazim dalam industri penerbangan, sebagian besar malah seperti itu," tegasnya.
Menurut Ilham, saat ini sudah ada beberapa perusahaan luar negeri yang tengah dijajaki untuk berinvestasi di pesawat R80. Sementara untuk dalam negeri, RAI akan melibatkan PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk membuat sebagian spare part (suku cadang). Untuk pengembangan satu pesawat, Ilham mengaku membutuhkan investasi kisaran USD 1,4 miliar.
Ilham menjelaskan, memang sebelumnya pernah diadakan penggalangan dana untuk mengerjakan proyek R80 ini. Hanya saja hal itu bukan menjadi sumber investasi utama untuk pengembangan pesawat R80.
"Crowdfunding itu hanya simbolis, di mana masyarakat sangat mendukung pengembangan pesawat ini. Bukan jadi sumber investasi utama," pungkas Ilham.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement