Menhub Minta Rute KRL ke BSD Ditambah

Penambahan kapasitas ini dilakukan untuk mendukung pengembangan Transit Oriented Development (TOD) yang ke depan terus dikembangkan, khususnya ke arah Tangerang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Des 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 09:00 WIB
Siap Beroperasi Awal 2018, Pembangunan Stasiun Sudirman Baru Capai 96 Persen
Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek melintas di area pembangunan Stasiun Sudirman Baru di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk menambah kapasitas kereta khususnya Commuterline Jabodetabek untuk mempersingkat jarak kedatangan antar kereta (headway).

Penambahan kapasitas ini dilakukan untuk mendukung pengembangan Transit Oriented Development (TOD) yang ke depan terus dikembangkan, khususnya ke arah Tangerang.

“Kereta ini kan dengan headway 5 menit dengan gerbongnya 10. Nanti ada dua yang akan kita upayakan dalam 1-2 tahun ini. Headway akan kita buat 2-3 menit, dan nanti kita akan tambah menjadi 12 gerbong. Jadi itu akan menjadi tambahan kapasitas dari kereta yang menuju BSD ini,” kata Menhub dalam keteranganya, Selasa (11/12/2018).

Menhub berharap ke depan penambahan headway ini dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi.

Secara garis besar, TOD merupakan konsep pembangunan yang mengintegrasikan sistem transit tranportasi dan tata guna lahan untuk mengurangi mobilitas penduduk dan penggunaan kendaraan pribadi, sekaligus mendorong orang untuk beralih menggunakan kendaraan umum.

Menurut Menhub kehadiran hunian berbasis TOD di beberapa stasiun saat ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat khususnya di Ibukota yang selalu menghadapi kemacetan lalu lintas.

"Kita tahu Jakarta macet. Banyak sekali kendaraan lalu lalang di Jakarta. Itu membuat pergerakan harian di Jabodetabek 47,5 juta perjalanannya tiap hari," ucap Menhub.

Akibat kemacetan lalu lintas tersebut, Menhub menyebut berdasarkan data dari Bappenas, terdapat kerugian sebanyak Rp 67,5 triliun selama satu tahun akibat kemacetan lalu lintas ini.

Bahkan Menhub menyebut kalkulasi kerugian yang dialami di wilayah Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun.

4 BUMN Sinergi Bangun Hunian di 3 Stasiun KRL

4 BUMN Sinergi Bangun Hunian di 3 Stasiun KRL. Dok Kementerian BUMN
4 BUMN Sinergi Bangun Hunian di 3 Stasiun KRL. Dok Kementerian BUMN
Upaya mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah, PT Kereta Api Indonesia (Persero) beserta 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saling bersinergi meresmikan kawasan hunian yang terintegrasi dengan akses transportasi (Transit Oriented Development/TOD), yakni dalam bentuk stasiun KRL Jabodetabek.
 
Hunian ini akan berbentuk Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dan Apartemen Sederhana Milik (Hanami) yang tersedia di 3 stasiun di Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, antara lain Stasiun Rawa Buntu, Jurangmangu dan Cisauk.
 
 
Sinergitas ini salah satunya diamanatkan kepada Perumnas untuk mengembangkan hunian di Stasiun Rawa Buntu. Selain itu, ada juga PT Hutama Karya (Persero) di Stasiun Jurangmangu, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk di Stasiun Cisauk. 
 
Acara ground breaking dilakukan serentak di tiga stasiun tersebut. Sementara acara puncak dilaksanakan di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, dan turut dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
 
Dalam sambutannya, Menhub mengatakan, kehadiran hunian integrasi di 3 stasiun ini dapat menjadi solusi bagi kemacetan lalu lintas di area Jabodetabek akibat pergerakan komuter para tenaga kerja.
 
"Kita tahu Jakarta macet. Banyak sekali kendaraan lalu lalang di Jakarta. Itu membuat pergerakan harian di Jabodetabek 47,5 juta perjalanannya tiap hari," ungkap dia di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (10/12/2018).
 
Dia juga mengutip, berdasarkan perhitungan Bappenas, terdapat kerugian sebanyak Rp 67,5 triliun selama satu tahun atas kesemrawutan lalu lintas ini. "di Jabodetabek bahkan sampai Rp 100 triliun (per tahun)," tambah dia.
 
Sementara itu, Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto menyampaikan, tujuan utama dibangunnya hunian terintegrasi dengan stasiun ini untuk mempermudah pekerja untuk berangkat dari dan ke tempat kerjanya dalam waktu relatif yang lebih singkat.
 
"Sebagai contoh, dari Tanah Abang ke sini (Stasiun Rawa Buntu) membutuhkan waktu kurang dari 30 menit," ucap dia.
 
Galih pun menginformasikan, rencananya akan dibangun sekitar 11 ribu unit hunian di 3 lokasi tersebut. Secara target, Rusunami dan Hanami di Stasiun Rawa Buntu rampung 2020.
 
Sedangkan untuk di Stasiun Cisauk selesai 2021, dan di Stasiun Jurangmangu pada 2022. Lebih lanjut, Galih meneruskan, masyarakat pembeli hunian di 3 stasiun ini juga nantinya akan dipermudah mendapat akses transportasi selain KRL.
 
"Transportasi umum seperti angkot sudah jadi pemandangan keseharian sehingga menimbulkan kemacetan. Angkot dan taksi online akan kami arahkan masuk ke dalam, sehingga bisa ada kenaikan penumpang di area drop off," ujar dia.
 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya