Tsunami Selat Sunda Tak Surutkan Okupansi Hotel di Banten

Tingkat okupansi hotel di wilayah pesisir Banten seperti Anyer jelang Tahun Baru 2019 nanti telah mencapai 80-100 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Des 2018, 09:21 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 09:21 WIB
Wisata Banten
Pantai Tanjung Lesung, Banten. (dok. Instagram @one_transport_travel_bandung/https://www.instagram.com/p/BrPA4t_FdbE/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta Bencana tsunami yang menerjang kawasan Pantai Selatan Banten seperti di Carita dan Tanjung Lesung pada 23 Desember 2018, tampaknya tak terlalu menurunkan tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel di provinsi tersebut.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten menyatakan, tingkat okupansi hotel di wilayah pesisir Banten seperti Anyer jelang Tahun Baru 2019 nanti telah mencapai 80-100 persen.

"Sudah ada antara 80-90 persen okupansi hotel untuk libur Tahun Baru nanti. Bahkan ada yang sudah 100 persen," ungkap Ketua Harian PHRI Provinsi Banten, Ashok Kumar, saat ditanyai Liputan6.com, Selasa (25/12/2018).

Dia melanjutkan, tingkat okupansi kamar hotel yang terhitung tinggi tersebut tersebar di berbagai lokasi wisata pinggiran pantai Banten, tak hanya di satu titik saja.

Ashok juga mengatakan, musibah tsunami Selat Sunda pada Sabtu kemarin yang memporak-porandakan sebagian wilayah Banten dan Lampung tidak banyak membuat terjadinya pembatalan pemesanan kamar hotel.

"Memang ada beberapa yang cancel booking, tapi tidak terlalu banyak. Mungkin masih dibawah 10 persen," aku dia.

"Soalnya yang terkena musibah itu kan tidak seluruh wilayah pantai di Banten. Seperti hotel-hotel di kawasan Anyer kan sama sekali tidak terimbas tsunami," tegas dia.

CEO Jababeka: Usai Tsunami, KEK Tanjung Lesung akan Percantik Diri

Tanjung Lesung
Pantai di Tanjung Lesung, salah satu kawasan yang terkena tsunami. (dok.Instagram @one_transport_travel_bandung/https://www.instagram.com/p/BrPP7_YFsGF/Henry

CEO sekaligus Pendiri PT Jababeka Tbk Setyono Djuandi Darmono optimistis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten, dapat kembali mempercantik diri usai terkena musibah tsunami yang menghantam kawasan pada 23 Desember 2018 lalu.

"Jangan kecil hati dengan adanya tsunami, justru harus ditingkatkan. Karena perempuan cantik, bunga cantik, pasti yang jaganya galak. Demikian pula kawasan yang cantik," ucap dia saat sesi konferensi pers di Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12/2018).

Berkaca pada peristiwa tsunami yang pernah menimpa beberapa wilayah, Darmono melanjutkan, ia yakin Tanjung Lesung ke depan bisa berbenah diri menjadi Kawasan Ekonomi Khusus yang berkembang.

"Tentu kita harus terus promosi Tanjung Lesung. Kita lihat Aceh, setelah tsunami makin hebat. Fukushima di Jepang, sehabis tsunami juga makin hebat," ungkapnya.

Dia juga percaya, investor masih akan terus menanamkan investasinya di KEK Tanjung Lesung. Sehingga, sambungnya, musibah ini tak akan menyurutkan pihaknya untuk mengembangkan KEK Tanjung Lesung.

"Itu tidak akan mengurangi rencana kita untuk terus mengembangkan. Karena sudah terlalu banyak investasi yang masuk, tenaga kerja sudah banyak, yang sudah didapatkan juga banyak. Jadi harus jalan terus," tegasnya.

Sejauh ini, dia meneruskan, sudah ada beberapa nota kesepakatan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) yang telah diteken oleh pihaknya beserta investor luar negeri, dimana kelanjutannya masih menunggu rampungnya proyek Tol Serang-Panimbang yang akan menyambungkan KEK Tanjung Lesung dengan Ibukota Banten.

"Ada yang dari Korea Selatan, Jepang, Timur Tengah. Banyak MoU yang sudah diteken, tapi mereka (investor) masih menunggu selesainya jalan tol," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya