Liputan6.com, Jakarta - Di tahun 2018, miliarder dari Negeri Bollywood menjadi orang terkaya di benua Asia, Jeff Bezos menggeser Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia, kekayaan bos Uniqlo meroket, dan bos Facebook kehilangan miliaran dolar.
Banyak yang terjadi tahun ini, termasuk perang dagang, tetapi tetap saja jumlah miliarder meningkat. Ini pun tak terlepas dari perkembangan inovasi di dunia teknologi yang membuat penggawa sektor tersebut makin tajir.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Fox Business, miliarder dari 5 negara berikut semakin bertambah di tahun ini. Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang memiliki miliarder terbanyak. Namun, kebanyakan miliarder ada di Asia.
Jumlah miliarder Tiongkok mengekor AS dengan pertambahan yang cukup pesat. Tercatat, negeri itu memiliki 373 miliarder, padahal di tahun 2006 hanya memiliki kurang dari 20 miliarder.
"Sebagai konteks, pada 2006, hanya ada 16 miliarder di Tiongkok. Sekarang sudah ada lebih banyak miliarder di Asia ketimbang AS, kebanyakan dari mereka orang Tiongkok. Jika mereka terus berprogres dalam taraf ini, dalam 3 tahun para miliarder Asia akan lebih kaya juga," tulis laporan UBS dan PwC.
Jumlah miliarder di India juga meroket hingga 19 persen tahun ini, persentase tertinggi di dunia. Kini, ada 2.158 miliarder di dunia dan 199 orang di antaranya merupakan entrepreneur.
Berikut 5 negara dengan miliarder terbanyak dan persentase peningkatannya sejak tahun kemarin:
1. Amerika Serikat: 585 miliarder (naik 4 persen)
2. Tiongkok: 373 miliarder (naik 5 persen)
3. Jerman: 123 miliarder (naik 5 persen)
4. India: 119 miliarder (naik 19 persen)
5. Rusia: 101 miliarder (naik 5 persen)
Peringkat selanjutnya ada Hong Kong dengan 67 orang miliarder. Tetapi, angka itu berkurang 6 persen dibanding tahun lalu.
Jadi Orang Terkaya Dunia, Minimal Harus Punya Harta Berapa?
Lebih dari setengah kekayaan global dikuasai oleh 1 persen orang super kaya di dunia. Angka ini tentu cukup mencengangkan. Namun sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam top 1 persen itu?
Mengutip CNBC, laporan kekayaan global 2018 dari Credit Suisse Research Institute menyatakan dibutuhkan kekayaan bersih senilai USD 871.320 atau setara Rp 12,6 miliar (USD 1 = Rp 14.568). Kekayaan bersih yang dimaksud dalam laporan ini adalah “nilai aset keuangan ditambah aset nyata yang dimiliki rumah tangga dikurang utang.”
Faktanya, lebih dari 19 juta orang Amerika masuk dalam angka 1 persen itu, paling tinggi di antara negara-negara lainnya. Sementara China saat ini berada di posisi kedua dengan 4,2 juta orang.
Untuk masuk dalam daftar top 10 persen di dunia, Anda memerlukan kekayaan sebesar USD 93.170 (Rp 1,3 miliar). Bahkan jika punya USD 4.210 (Rp 61 juta), Anda sudah lebih kaya dari setengah penduduk dunia.
Angka ini mencerminkan ketimpangan ekonomi yang ekstrim. Laporan Credit Suisse menyebutkan, setengah dari mereka yang berada pada posisi terbawah secara keseluruhan memiliki kurang dari 1 persen total kekayaan global.
Sementara 10 persen orang terkaya memiliki 85 persen dari kekayaan global. Namun kabar baiknya, laporan tersebut juga menyatakan bahwa ada tanda-tanda yang menunjukkan angka ketimpangan ini tidak lagi meningkat.
Kepemilikan aset finansial orang-orang dan negara-negara terkaya memuncak pada 2015 dan menurun sejak itu. Kepemilikan top 10 persen dan 5 persen tidak berubah sejak tahun 2016, sementara kepemilikan top 1 persen orang terkaya telah menurun dari 47,5 persen menjadi 47,2 persen.
Advertisement