Liputan6.com, Canberra - Swiss kembali menjadi masyarakat terkaya di dunia. Temuan itu berdasarkan laporan tahunan Global Wealth Report dari Credit Suisse.
Negara penghasil coklat susu ini mendapatkan predikat masyarakat terkaya selama delapan tahun berturut-turut berdasarkan kekayaan rata-rata per orang dewasa. Di Swiss, rata-rata kekayaannya adalah USD 530.240 atau Rp 8 miliar (USD 1 = Rp 15.225), demikian lansiran Le News.Â
Advertisement
Baca Juga
Swiss oleh diikuti Australia dengan jumlah USD 411.060 (Rp 6,2 miliar). Amerika Serikat (AS) berada di posisi nomor tiga dengan rata-rata orang dewasa mencapai Rp 6,1 miliar.Â
Lebih dari 60 persen warga Swiss memiliki aset di atas USD 100 ribu (Rp 1,5 miliar). Sementara, hanya 11 persen warga AS yang memiliki aset dengan nilai sama.Â
Pada daftar ini, kekayaan terdiri dari jumlah semua aset, termasuk properti, deposit, saham dan superannuation, dikurangi hutang, atau dikenal sebagai net worth (kekayaan bersih).
Namun dari segi perhitungan median kekayaan per orang dewasa, Swiss masih kalah dari Australia. Sehingga, persebaran kekayaan Australia masih lebih setara ketimbang Swiss.Â
Selain terkenal karena coklat dan Alpen, Swiss juga terkenal sebagai tuan rumah Konferensi Davos yang dilaksanakan World Economic Forum. Pada tiap Januari, tokoh-tokoh elit serta berpengaruh di dunia ekonomi dan bisnis berkumpul di kota Davos untuk membahas isu relevan di dunia.
Kekayaan Dunia Meningkat pada 2017
Pada tahun 2017, kekayaan para miliarder di seluruh dunia bertambah sampai lebih dari USD 1 triliun. Kekayaan tersebut lebih tinggi dari perhitungan dalam seabad terakhir.
Dilaporkan The Guardian, sebanyak 2.159 miliarder berhasil menambah kekayaan mereka semua dengan total USD 1,4 triliun atau setara Rp 21.297 triliun (USD 1 = Rp 15.212). Angka itu didapat dari perhitungan UBS dan PwC.
Menurut UBS, kekayaan yang dihasilkan para miliarder di 2017 lebih tinggi dari yang pernah dicatat dalam sejarah. Bahkan, kekayaan yang dihasilkan keluarga Rothschild, Rockefeller dan Vanderbilt telah terlewati.
"30 tahun terakhir ini kami melihat terciptanya kekayaan yang lebih besar dari Zaman Sepuhan (Gilded Age)," tulis UBS Billionaires Report.
Padahal, Zaman Sepuhan adalah ketika banyak pelaku industri legendaris yang mengekspansi kerajaan bisnis mereka. Sebut saja John Pierpont Morgan senior alias J. P. Morgan, Andrew Carnegie, dan John Rockefeller.
Generasi Zaman Sepuhan juga melahirkan bergenerasi keluarga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang memengaruhi bisnis, perbankang, politik, sampai seni selama satu abad lebih. Saham yang booming ditenggarai sebagai penyebab mengapa 2017 para miliarder tambah kaya.
Kekayaan yang diraih para miliarder tahun lalu disebut melewati angka GDP Spanyol dan Asutralia. Kedepannya, transisi kekayaan lewat warisan pun akan terjadi.
Tahun lalu saja, 40 dari 179 orang mendapatkan status miliarder baru karena warisan. Dalam 20 tahun kedepan uang sebanyak USD 3,4 triliun (Rp 51.723 triliun).
Advertisement