Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 day (reverse) repo rate 6 persen. BI menggelar pertemuan rapat dewan gubernur (RDG) pada 16-17 Januari 2019.
"RDG akan pertahankan suku bunga acuan (6 persen-red)," ujar Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (17/1/2019).
Ia menuturkan, ada sejumlah faktor BI mempertahankan suku bunga acuan tersebut. Pertama, nilai tukar rupiah cenderung stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal 2019.
Advertisement
Pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang stabil juga didorong aliran dana investor asing yang masuk sejak kuartal IV 2018. Aliran dana investor asing itu berlanjut pada awal 2019.
Baca Juga
“Aliran dana asing masuk ke pasar keuangan sekitar hampir USD 1 miliar. Di saham sekitar USD 558 juta dan obligasi USD 408 juta,” tutur dia.
Data ekonomi yang rilis sebelumnya seperti cadangan devisa Indonesia meningkat jadi USD 120,6 miliar pada Desember juga dinilai jadi katalis positif.
Kedua, dari global juga akan jadi pertimbangan BI pertahankan suku bunga acuan. Pernyataan pejabat the Federal Reserve yang melunak soal kenaikan suku bunga juga memberi sentimen positif. Apalagi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan melambat pada 2019 juga jadi perhatian bank sentral.
Selain itu, meredanya perang dagang Amerika Serikat dan China juga mendukung pasar keuangan termasuk pergerakan rupiah.
"Sentimen gencatan senjata soal perang dagang AS-China masih jadi concern," tutur dia.
Di tengah sentimen positif, Josua menilai, pelaku pasar masih soroti defisit neraca perdagangan. Indonesia masih alami defisit perdagangan pada Desember sekitar USD 1 miliar.
Hal ini akan membuat defisit transaksi berjalan melebar pada kuartal IV 2018. "Defisit transaksi berjalan kuartal IV 2018 3,6-3,7 persen terhadap produk domestik bruto," ujar dia.
Hal senada dikatakan Ekonom Senior Budi Hikmat. Ia menuturkan, BI masih akan pertahankan suku bunga acuan 6 persen. Ini lantaran pergerakan rupiah yang stabil terhadap dolar Amerika Serikat. Ditambah ekonomi global yang diprediksi melambat pada 2019.
"6 persen (suku bunga acuan-red). Rupiah stabil dan the Federal Reserve juga lebih bersabar. Ekonomi global juga melambat," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Desember 2018 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6,00 persen. Bank Indonesia juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Desember 2018 memutuskan untuk menahan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.
Perry menyebutkan keputusan menahan suku bunga acuan tersebut karena diyakini masih dalam koridor untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) ke dalam batas yang aman.
"BI meyakini bahwa tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan pada batas yang aman," ujarnya.
Selain itu, posisi suku bunga tersebut juga dianggap masih dapat membuat pasar keuangan Indonesia tetap menarik.
"Dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan Indonesia. Termasuk telah mempertimbangkan tren suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement