WEF 2019, Hampir 1.500 Jet Pribadi Mendarat di Davos

Para elite dunia memilih jet pribadi sebagai sarana transportasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Jan 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi terkena jet lag saat traveling. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Davos - Para elite yang membahas permasalahan dunia di Davos memilih jet pribadi sebagai sarana transportasi mereka. Tren terkini pun memperlihatkan jet pribadi semakin populer.

Air Charter Service memperkirakan akan ada hampir 1.500 jet pribadi yang mendarat di Davos, Swiss, dalam pekan tahunan World Economic Forum (WEF). Ajang itu mengundang para elite bisnis dan politik dari seluruh dunia untuk membahas isu-isu global terkini.

Davos sebetulnya tidak memiliki lapangan terbang. Para elite memilih memarkirkan pesawat mereka di Zürich, Dübendorf, St. Gallen-Altenrhein dan St. Moritz, demikian laporan resmi Air Charter Service (ACS) di situsnya.

"Daya tarik global dalam ajang ini membuat kita menganalisis aktivitas jet pribadi di WEF selama 5 tahun terakhir," ujar Andy Christie, Direktur Jet Pribadi ACS.

Aktivitas jet pribadi di Davos pada tahun 2018 meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya dengan total 1.300 pesawat. Christie percaya jika tren yang sama terjadi tahun ini, maka hampir 1.500 jet pribadi di Davos.

"Jika kita melihat penambahan yang sama tahun ini, kita dapat melihat hampir 1.500 pergerakan pesawat sepanjang enam hari," jelas Christie.

Menurut Christie, acara Davos berbeda dari acara besar lainnya, seperti final Super Bowl atau Liga Champion. Keunikannya adalah Davos mengundang minat elite seluruh dunia dan tak hanya wilayah tertentu.

"Ini (Davos) unik bagi industri karena kami mendapatkan booking dari sejumlah kantor kami di seluruh dunia," kata Christie.

 

Di World Economic Forum, RI Tawarkan Sektor Ekonomi Digital ke Investor

20151223-Mendag Thomas Lembong
Mendag Thomas Lembong (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk kedua kalinya pemerintah Indonesia menyelenggarakan Indonesia Pavilion di sela-sela gelaran World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 pada 22-25 Januari 2019. Hal ini sebagai sarana memberikan citra positif dan diplomasi ekonomi melalui penyebaran informasi perkembangan-perkembangan terbaru terkait dengan Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan,‎ sektor-sektor yang diangkat di Indonesia Pavilion, khususnya di sektor ekonomi digital dan lifestyle, industry 4.0, industri pariwisata serta peluang-peluang lain yang sedang dipromosikan oleh Indonesia.

"Salah satu tujuan penyelenggaraan Indonesia Pavilion adalah untuk meyakinkan serta menggiring sentimen positif para investor dan para penggiat ekonomi dunia terhadap kondisi ekonomi Indonesia di tengah isu perang dagang AS-China, politik dalam negeri (pemilu) serta fluktuasi harga minyak dunia yang mempengaruhi nilai tukar rupiah," ujar dia di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, di Pavilion investor dapat membicarakan mengenai rencana investasi mereka. “Investor dapat langsung berdiskusi, mempelajari dan mengenal potensi Indonesia secara langsung dari Menteri dan Pejabat Indonesia yang hadir,” kata dia.

Beberapa kegiatan yang diangkat dalam Indonesia Pavilion 2019 di antaranya Indonesia Economic Outlook 2019, interview Nexticorn Indonesia, Digital Economy Indonesia, Making Indonesia 4.0, dan promosi pariwisata nasional. Beberapa pejabat yang memastikan hadir dalam kegiatan World Economic Forum di Davos, Swiss di antaranya Menko Maritim Luhut B. Panjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.

Dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis, Indonesia direpresentasikan oleh Profesor Ekonomi Internasional pada Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu, Ketua Kadin Roesan Roeslani, CEO PT Bakrie Global Ventura Anindya Bakrie, Pendiri dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaja, Direktur Grup Lippo John Riady, dan sejumlah tokoh bisnis papan atas lainnya dari Indonesia.

Kegiatan Indonesia Pavilion tahun ini juga diwarnai dengan sesuatu yang berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun ini terdapat tech show (Virtual Reality, Augmented Reality dan Neuro Brain Wave Technology) serta pameran produk makanan dan minuman Indonesia yang memungkinkan para investor merasakan sesuatu yang fun pada Indonesia Pavilion.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya