Pajak Kematian: Senator Tuntut Miliarder Bayar Ribuan Triliun

Para senator menuntut para miliarder membayar ribuan triliun lewat pajak.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Feb 2019, 19:01 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 19:01 WIB
Senator Vermont, Bernie Sanders
Senator Vermont, Bernie Sanders (Fortune)

Liputan6.com, Washington D.C. - Muncul lagi senator Amerika Serikat (AS) yang menuntut para miliarder membayar pajak dengan jumlah fantastis. Pencetusnya tidak hanya senator milenial, senator yang lahir di era Perang Dunia II pun turut menggagas ide serupa.

Adalah Senator Bernie Sanders dari Vermont yang ingin para miliarder membayar "tax estate" sebesar 77 persen. Sebetulnya pajak demikian sebelumnya sudah ada, hanya saja Bernie Sanders menaikkan tarifnya.

Bernie, demikian akrab disapa, berkata rencana ini hanya akan memberi dampak pada 0,2 persen warga AS. CNBC menjelaskan, pajak itu berlaku terhadap atas jumlah aset seseorang, termasuk real estate, uang, yang diwariskan. Pajak ini juga disebut pajak kematian ("death tax").

Jumlah pajaknya pun bervariasi, mulai dari 45 persen bagi mereka yang memiliki aset USD 3,5 juta hingga USD 10 juta, sampai 77 persen bagi yang beraset USD 1 miliar.

Otomatis, para miliarder seperti Jeff Bezos, Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg akan terkena dampak berat. Berikut jumlah pajak yang harus dibayar empat miliarder itu.

1. Jeff Bezos: USD 101 miliar (Rp 1.410 triliun, USD 1 = Rp 13.962) 2. Bill Gates: USD 74 miliar (Rp 1.033 triliun)

3. Warren Buffett: USD 64 miliar (Rp 893,6 triliun)

4. Mark Zuckerberg: USD 41 miliar (Rp 572 triliun).

Bernie bukan satu-satunya senator sayap kiri yang menuntut miliarder membayar pajak lebih besar. Sebelumnya ada senator milenial Alexandria Ocasio-Cortez dari New York yang menggagas pajak marjinal hingga 70 persen bagi mereka yang berpenghasilan tinggi. Dengan demikian, uang yang dihasilkan setelah penghasilan melewati USD 10 juta akan terkena pajak 70 persen.

Ada pula Senator Elizabeth Warren, mantan dosen Universitas Harvard, yang memprakarasi pajak kekayaan berupa tambahan pajak sebanyak 3 persen bagi mereka yang memiliki harta di atas USD 1 miliar. 

Rencana pajak itu memantik kontroversi, termasuk dari miliarder simpatisan Partai Demokrat. Miliarder Michael Bloomberg berkata rencana pajak Warren kemungkinan tidak konstitusional, dan mantan CEO Starbucks Howard Schultz juga menyebut rencana pajak demikian bersifat sosialisme. 

Bernie Sanders dan Ocasio-Cortez sering dihina sebagai sosialis. Ideologi tersebut memiliki citra buruk di AS karena banyaknya negara sosialis yang gagal dan mematikan ekonomi negara, seperti Venezuela. Ketiga politisi tersebut terafiliasi dengan Partai Demokrat. 

Miliarder Tolak Usulan Senator AS Naikkan Pajak Orang Kaya

Elizabeth Warren, Senator dari negara bagian Michigan yang dianggap lawan capres 2020 oleh Presiden Donald Trump (AP/Reed Hoofman)
Elizabeth Warren, Senator dari negara bagian Michigan yang dianggap lawan capres 2020 oleh Presiden Donald Trump (AP/Reed Hoofman)

Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan rencana menambah pajak para miliarder sejumlah 3 persen. Nama rencana Warren adalah "Ultra-Millionaire Tax".

Dijelaskan Market Watch, proposal Warren adalah menambah pajak sebesar 2 persen bagi warga AS yang hartanya di atas USD 50 juta.

Apabila harta mereka di atas USD 1 miliar, maka pajak bertambah 3 persen. Miliarder seperti Bill Gates dan Warren Buffett pun harus membayar lebih banyak uang untuk  pajak. 

Masalahnya adalah, kekayaan versi pajak Warren hanya menghitung harta keseluruhan, sementara banyak miliarder memiliki harta berdasarkan saham yang mereka miliki, sehingga timbul pertanyaan bagaimana para miliarder harus membayar pajak ini.

Salah satu miliarder terkaya AS, Michael Bloomberg, menentang rencana ini dan menyebut kemungkinan rencana itu tidak konstitusional. Penolakan pun datang dari mantan CEO Starbucks Howard Schultz yang menyebut Warren semata mencari perhatian.

"Ketika saya melihat Elizabeth Warren tampil dengan rencana konyol menambahkan pajak orang kaya sebanyak 2 persen karena itu membuat headline ... itu adalah perbuatan yang ngawur," ucap Schultz kepada NPR.

Warren merespons kalem kritikan dua miliarder itu. "Ada lagi miliarder yang berpikir para miliarder seharusnya tidak membayar lebih banyak pajak. Tak mengejutkan, tetapi itulah cara kita membangun masa depan negeri ini," ujarnya.

Bila rencana pajak miliarder sah, total uang yang bisa dikumpulkan dalam 10 tahun berkat rencana pajaknya adalah USD 2,75 triliun (Rp 38,8 ribu triliun). Warren pun sudah resmi mencalonkan diri sebagai calon Presiden AS dari Partai Demokrat untuk tahun 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya