Ekonomi DKI Jakarta Melambat pada 2018

Ekonomi DKI Jakarta tumbuh 6,17 persen pada 2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 6,2 persen.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Feb 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 10:00 WIB
Bersih-Bersih Monas Usai Malam Tahun Baru
Petugas kebersihan membersihkan sisa sampah usai perayaan Tahun Baru 2019 di Monas, Jakarta, Selasa (1/1). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa total sampah yang ada di Monas mencapai 45 ton. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi DKI Jakarta tumbuh di atas 6 persen pada 2018. Ini menandakan tetap terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 mencapai 6,41 pereen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya yaitu 6,38 persen (yoy).

Dengan pencapaian ini, ekonomi DKI Jakarta pada 2018 tumbuh 6,17 persen (yoy), cenderung turun tipis dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang tercatat sebesar 6,20 persen (yoy).

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Sithowati Sandrarini menuturkan, tetap terjaganya pertumbuhan ekonomi dalam kisaran stabil pada 2018 dibandingkan dengan 2017 salah satunya disumbang oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah yang cukup tinggi. Pertumbuhannya mencapai 16,45 persen yoy.

"Ini sejalan dengan adanya peningkatan dana pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) beserta pensiunan pada tahun 2018," ujar Suthowati, Kamis (7/2/2019).

Di sisi lain, semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 berdampak pada peningkatan pertumbuhan konsumsi lembaga non-publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mencapai 8,34 persen (yoy). Ini salah satunya disumbang oleh berbagai kegiatan partai politik menjelang pesta demokrasi tersebut.

Lebih lanjut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga pada tingkat yang cukup tinggi (6,03 persen yoy), sejalan dengan meningkatnya kemampuan belanja masyarakat DKI Jakarta yang didukung dengan tingkat inflasi sepanjang 2018 yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kendati demikian, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada 2018 yang tercatat 4,67 persen (yoy) belum mampu melampaui pertumbuhan pada tahun sebelumnya, seiring dengan investasi bangunan berupa pembangunan konstruksi dan infrastruktur DKI Jakarta yang tidak semasif pada 2017.

"Kinerja perdagangan luar negeri yang baik juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2018," tambah Sithowati.

 


Kinerja Ekspor-Impor

Asian Games Momentum Peningkatan Ekonomi dan Promosi Wisata DKI
Perhelatan Asian Games XVIII dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan roda perekonomian lokal sekaligus pariwisata DKI Jakarta.

Ekspor tumbuh cukup tinggi (8,20 persen yoy), yang didorong oleh ekspor barang dan ekspor jasa, khususnya melalui kedatangan atlet, ofisial, serta pada pendukung tiap negara yang berlaga di ajang Asian Games pada Agustus-September 2018. 

Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada impor DKI Jakarta, yang tercatat mencapai 10,34 perern (yoy), sejalan dengan meningkatnya impor barang modal untuk melengkapi pembangunan infrastruktur transportasi massal yang sedang berlangsung.

"Akselerasi pertumbuhan pada komponen pengeluaran tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha (LU) utama DKI Jakarta," tutur dia.

Semakin meningkatnya konsumsi rumah tangga selama 2018 memberikan dorongan positif pada LU Perdagangan Besar dan Eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh mencapai 6,27 persen (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. 

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta pada 2018 yang tidak sebanyak tahun sebelumnya, berimbas pada pertumbuhan LU konstruksi (3,37 persen yoy) yang tidak setinggi tahun sebelumnya. 

Melambatnya pembangunan infrastruktur tersebut juga direspons oleh pertumbuhan LU industri pengolahan yang juga melambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, dan tercatat sebesar 5,68 persen (yoy). (yas)

 

Saksikan video pilihan sebelumnya:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya