Menpar Arief Terima Keluhan Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, tingginya harga tiket pesawat memberi dampak penurunan bagi sektor pariwisata.

oleh Merdeka.com diperbarui 13 Feb 2019, 19:18 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2019, 19:18 WIB
Menteri Pariwisata
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (dok.Instagram @kemenpar/https://www.instagram.com/p/BrXNKmaDoHN/Henry

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, tingginya harga tiket pesawat memberi dampak penurunan bagi sektor pariwisata.

Dirinya pun mengaku sempat mendapat keluhan dari berbagai provinsi lantaran jumlah kunjungan wisatawan turun akibat harga tiket pesawat yang tinggi.

"Banyak sekali protes hampir dari semua provinsi. mulai Aceh, Medan, Batam, Pekanbaru, Padang, gubernurnya langsung protes ke saya. Karena kenaikannya terlalu tinggi," kata dia saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019). 

Arief menuturkan, jika harga tiket untuk penerbangan domestik naik, secara otomatis akan berpengaruh pada permintaan tiket. Turunnya jumlah permintaan tiket tersebut kemudian bisa berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia.

"Ada rekan nanya ke saya apa pengaruh kenaikan? Pengaruh kenaikan harga pasti penurunan demand, itu namanya price elasticity. Jadi kalau harga naik 20 persen demand turun 20 persen kalalu harga naik 100 persen demand 0 itu. Teorinya seperti itu," ujar dia.

Dirinya pun tidak mempermasalahkan tingginya harga tiket pesawat, hanya saja perlu disesuaikan dengan harga pasar.

Bahkan, apabila ini dibiarkan secara terus menerus, dirinya menilai justru akan memberikan beban bagi pelaku usaha khususnya di sektor pariwisata. 

"Dan itu berbahaya. Jangan sampai kita mahal sendirian apalagi kalau international flight, memalukan kalau kita dibandingkan dengan negara lain harga kita jauh lebih tinggi," kata dia.

"Jadi kalau mau naik 100 persen proyeksikan saja naiknya 3 tahun jangan sekarang," tambah dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Jokowi Dapat Keluhan Mahalnya Harga Avtur

Presiden Jokowi Silaturahmi Bersama Ratusan Kiai dan Habib
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan di hadapan para kiai dan habib se-Jadetabek di Istana Negara, Jakarta, Kamis (7/2). Pertemuan dihadiri 400 kiai dan habib se-Jadetabek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat keluhan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tentang mahalnya harga Avtur.

Mahalnya harga avtur ini membuat tiket pesawat mahal serta kamar-kamar hotel menjadi sepi. Presiden Jokowi pun mengaku kaget mendengar hal tersebut.

Untuk itu, dia akan memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati untuk meminta kejelasan harga avtur di dalam negeri. Menanggapi keluhan itu pun, Presiden Joko Widodo Jokowi siang tadi telah mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas mengenai harga avtur.

Saat ini, avtur menjadi komponen tertinggi dalam biaya operasional maskapai penerbangan, bahkan mencapai 40 persen. Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, jika harga avtur bisa lebih kompetitif maka secara tidak langsung akan mempengaruhi harga tiket maskapai.

Dia pun menargetkan harga tiket pesawat bisa turun secepat mungkin. "Diusahakan minggu ini (harga tiket pesawat turun)," tegas Budi Karya di Istana Kepresidenan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya