Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara Soetta Turun, Ini Kata Dirut AP II

Penurunan jumlah penumpang pesawat merupakan momentum tepat bagi seluruh stakeholder di bandara untuk melakukan assessment

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 12 Feb 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2019, 16:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Pramita T)
Suasana terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Foto: Liputan6.com/Pramita T)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat turun pada Januari 2019. Disebutkan bila pemicu penurunan terkait pemberlakuan bagasi berbayar dan kenaikan harga tiket pesawat.

Direktur PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta, M. Awaluddin menanggapi perihal ini. Dia berpendapat, bila bagasi berbayar dan harga tiket tidak berpengaruh besar.

Hal yang jadi faktor utama penurunan jumlah penumpang pesawat karena Januari merupakan masa low season usai liburan pergantian tahun.

"Yang penting dalam kondisi low season, selain di mana traffic sedang ada penurunan, hal yang paling penting adalah fokus terhadap aktivitas safety campaign. Karena pergerakan lagi turun karena low season. Kita juga tidak diam dalam artian justru dalam kondisi ini kita melakukan sosialisasi seperti ini," ujar dia usai menghadiri Ramp Safety Campaign, Selasa (12/2/2019).

Dia menganggap, penurunan angka penumpang pesawat merupakan momentum tepat bagi seluruh stakeholder di bandara untuk melakukan assessment dan audit untuk lebih meningkatkan pelayanan.

"Lalu komunikasi kepada seluruh stakeholder. Paling penting kita melakukan assesment, audit, dan melakulan ramp safety audit. Saya sudah minta kepada seluruh temen-temen dalam kondisi yang sekarang dalam kondisi low traffic, peluang kita untuk melakukan itu banyak, jangan kebalikannya pada saat traffic naik hal-hal itu tidak terantisipasi. Jadikan ruginya jadi 2 kali," papar dia.

Menurutu dia, saat terjadinya penurunan traffic inilah para petugas yang bertugas di bagian-bagian vital untuk dapat meningkatkan performanya.

"Contoh safety inspector yang berkaitan dengan teknik landasan, dia harus bisa memastikan bahwa runway ini dalam kondisi sehat dan dapat dilandasi oleh berbagai pesawat. Karena kalau didiamkan maka ribuan pesawat mendarat di Soetta maka akan masalah," tandasnya.

Luhut Selidiki Penyebab Turunnya Penumpang Pesawat

Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku tidak mengetahui penyebab dari tingkat keterisian penumpang (load factor) sejumlah maskapai penerbangan yang mengalami penurunan. Untuk memastikan, dirinya akan mengecek langsung ke Kementerian Perhubungan apakah penurunan tersebut lantaran musim sepi penumpang (low season) atau karena tingginya tarif tiket pesawat.

"Saya belum tahu, nanti kita akan cek. Saya baru mau cek ke Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," kata Luhut saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (11/2/2019).

Seperti diketahui, Sebanyak 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019. Pembatalan dilakukan karena jumlah penumpang menurun drastis terkena imbas mahalnya harga tiket pesawat.

Berdasarkan data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, selama periode tanggal 1 sampai 21 Januari, ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal, sedangkan penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan.

Sementara itu, untuk penerbangan internasional baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan.

Hal ini menunjukkan kebijakan perusahaan maskapai yang menaikan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri, karena lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik.

"Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/1).

Otoritas Bandara Pekanbaru sejak awal Januari sudah mencatat ada penurunan penumpang sekitar 15 persen dari biasanya, setelah terjadi kenaikan tarif pesawat.

Berdasarkan pantauan di situs pemesanan tiket seperti traveloka, harga tiket untuk rute Pekanbaru - Jakarta yang paling banyak diminati, masih bertahan di atas Rp 1 juta per orang. Harga tersebut terus bertahan hingga sepekan ke depan di semua maskapai. Tarif tersebut dua kali lipat lebih tinggi dari harga sebelum kenaikan jika dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu.

Jaya Tahoma menjelaskan maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan 'We Make People Fly' ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru - Jakarta di kisaran angka Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per orang.

Sejak awal Januari, untuk maskapai Lion Air ada 138 penerbangan batal, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal.

Kemudian maskapai Garuda Indonesia ada 129 pembatalan penerbangan, dan Citilink 56 penerbangan yang batal. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat ada dua penerbangan dibatalkan.

Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru - Jakarta yakni sebanyak 245 penerbangan, kemudian ke Batam ada 94, Jambi sebanyak 31, Medan ada 21, Padang sebanyak 14, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada 8 penerbangan batal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya