Tekan Impor Migas, Jokowi dan Prabowo Kompak Pakai Biofuel

Saat ini pemerintah berupaya menekan impor migas dengan program B20.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Feb 2019, 15:01 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 15:01 WIB
(Foto:Liputan6.com/Ilyas I)
Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bertemu pada debat capres jilid II pada Minggu 17 Februari 2019. Pada debat kedua akan membahas soal energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam (SDA), dan lingkungan hidup.

Dari sektor energi, upaya menekan impor minyak dan gas (migas) tampaknya akan menjadi perhatian. Saat ini pemerintah berupaya untuk menekan impor, salah satunya sektor migas. Impor migas tersebut salah satu yang menyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia.

Tercatat defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 8,57 miliar sepanjang 2018. Sedangkan defisit neraca transaksi berjalan mencapai 2,98 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2018.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani pernah menuturkan, pemerintah akan terus berupaya menekan impor terutama impor di sektor minyak dan gas (migas).

Meski demikian, ia akui impor migas di Indonesia masih cukup tinggi. Hal itu terlihat dari impor minyak PT Pertamina yang tumbuh 13,5 persen.

"Jadi kita lihat beberapa langkah yang sudah kita lakukan memberikan dampak. Namun kelihatan bahwa impor kita masih cukup besar di beberapa kategori tadi, yang minyak, karena dalam catatan kita seperti Pertamina masih impornya growth-nya 13,5 persen," kata dia, saat ditemui, di Kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu 16 Januari 2019.

Sri Mulyani menuturkan, salah satu upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk menekan impor migas yakni dengan terus mendorong implementasi B20.

"Kalau kita lihat instrumen yang kita lakukan untuk memperbaiki defisit neraca pembayaran, current account defisit (CAD) dan neraca perdagangan itu adalah dengan beberapa langkah yang sudah dilakukan. B20 karena dari sisi migas kita mencoba mengurangi dari sisi defisitnya,” ujar dia.

Seperti diketahui, B20 ini merupakan campuran biodiesel sebanyak 20 persen dalam bahan bakar minyak (BBM).

Sementara itu, strategi menekan impor dengan memakai biofuel atau bahan bakar yang berasal dari bahan tanaman juga akan dilakukan oleh calon presiden urut nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Hal itu seperti disampaikan Anggota Penelitian dan Pengembangan Calon Presiden nomor urut 02, Harryadin Mahardika. Ia menuturkan, pihaknya sudah siapkan strategi untuk mencari jalan keluar menekan defisit sektor migas.

Salah satu upaya yang dikaji adalah menggunakan biofuel atau bahan bakar yang berasal dari bahan tanaman.

"Problem pertama, energi. Karena kita sudah sangat tergantung pada bensin dan solar sehingga ketika kita sudah jadi net importir. Kita harus lepas dari ketergantungan. Yang dilakukan Prabowo nanti adalah Indonesia jadi biofuel terbesar di dunia," ujar dia di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat 8 Februari 2019.

Jika nanti terpilih, Prabowo-Sandi akan memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat mengasilkan biofuel. Hingga kini, tim Prabowo-Sandi telah mencatat ada sekitar 10 juta hektare (ha) lahan tidur yang bisa dimanfaatkan. 

"Dari 10 juta hektar itu, target 2 juta hektar jadi Bio Etanol Estate. Ini jadi tambahan energi nasional. Bio Etanol Estate ini tidak gunakan kelapa sawit karena merusak tanah. Jadi pakai 7 tanaman yang bakal dipakai, aren, singkong, lamtoro untuk reboisasinya," ujar dia.

 

Produksi Biodiesel 2014-2018

(Foto:Liputan6.com/Ilyas I)
Peluncuran penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Sebelumnya, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sudah menerapkan program biodiesel 20 persen.

Lalu bagaimana produksi biodiesel ini yang merupakan upaya mengurangi impor?

Mengutip situs Kementerian ESDM, produksi biodiesel terus meningkat sejak 2014. Tercatat produksi biodiesel mencapai 3,32 juta kilo liter pada 2014.

Namun, produksi kembali turun menjadi 1,62 juta barel pada 2015. Lalu produksinya kembali naik menjadi 3,65 juta pada 2016. Produksi biodiesel kembali turun menjadi 3,41 juta pada 2017. Lalu kembali meroket produksi biodiesel menjadi 6,01 juta kilo liter pada 2018 dari target realisasi 5,7 juta kiloliter.

Adapun pemanfaatan biodiesel dalam negeri tahun 2018 sebesar 4,02 juta kilo liter hemat devisa sekitar USD 2,01 miliar atau Rp 28,42 triliun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya