Menanti Jurus Jokowi-Prabowo Dongkrak Produksi Migas di Debat Capres Kedua

Peningkatan produksi migas bisa mengurangi defisit neraca berjalan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Feb 2019, 19:25 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 19:25 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Debat Calon Presiden (Capres) jilid 2 bakal digelar pada Minggu (17/2/2019) di Hotel Sultan, Jakarta. Dalam debat tersebut, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya berharap para capres bisa memaparkan program menaikan produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia, untuk mengurangi defisit neraca berjalan.

Menurutnya, penyebab utama defisit neraca berjalan yang terjadi belakangan ini adalah sektor migas, akibat produksi minyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehingga untuk memenuhinya harus impor.

"Defisit neraca berjalan, antara migas dan non migas, migas selalu defisit, data dari BI sejak 2013 kita sudah negatif karena produksi menurun konsumsi meningkat," kata Berly, di Jakarta, Kamis (14/2).

Menurut Berly, laju penurunan produksi minyak yang terus terjadi harus diatasi pemerintahan berikutnya, agar impor minyak bisa dikurangi karena terututupi dari produksi sumur di dalam negeri. "Kita coba lah ternyata tren menurun. Sejak 2014 turun 30 persen lifting minyak," tuturnya.

Berly mengungkapkan, defisit migas harus dikurangi dengan meningkatkan produksi minyak, sebab jika defisit migas terus terjadi dan membesar maka akan membuat perekonomian rentan terpengaruh kondisi perekonomian dunia.

"Selama defisit migas tidak dikurangi ekonomi kita sangat rentan terpengaruh, seperti kemarin the fed menaikan suku bunganya ekonomi kita terpengaruh," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya