Ini Amunisi Jokowi di Debat Capres Kedua

Selain di bidang infrastruktur dan energi, Jokowi juga akan menyampaikan capaian pemerintah di bidang pangan.

oleh Arthur GideonPebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Feb 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 13:00 WIB
Jokowi Salurkan Bantuan PKH dan BNPT kepada 1.000 Warga Depok
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi arahan saat menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada seribu warga Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengadakan debat kedua untuk calon presiden pada Minggu (17/2/2019) malam ini. Debat yang akan berlangsung di Hotel Sultan tersebut mengangkat tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Calon presiden petahana yaitu Joko Widodo (Jokowi) mengaku siap mengikuti debat kedua Pilpres 2019.

Dalam debat nanti, Jokowi sudah menyiapkan banyak amunisi terkait dengan tema. Amunisi tersebut adalah capaian pemerintah di bidang infrastuktur dan energi dalam empat tahun terakhir.

"Menurut saya besok infrastruktur, kita sampaikan apa yang sudah dikerjakan. Juga masalah energi akan saya sampaikan yang kita lakukan," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, pada Sabtu 16 Februari 2019.

Selain di bidang infrastruktur dan energi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga akan menyampaikan capaian pemerintah di bidang pangan.

"Pangan, data-data yang kita punyai akan disampaikan," ucap Jokowi.

Lalu, apa saja amunisi Jokowi dalam Debat Capres?

Dirangkum Liputan.6com, berikut pencapaian pemerintah dalam empat tahun terakhir:

Sektor Infrastruktur

Dalam empat tahun terakhir pemerintahan Jokowi telah membangun beribu kilometer jalan baik nasional maupun tol.

terakhir, jalan tol yang telah diresmikan adalah Tol Trans Jawa yang diresmikan pada Desember 2019. Tol Trans Jawa telah menyambungkan Merak, Banten hingga Pasuruan, Jawa Timur dengan panjangnya mencapai 933 km.

Dengan dibukanya jalur Trans Jawa, maka hal ini memudahkan pengiriman logistik ke Surabaya dan sebaliknya. Selain itu juga mampu mempersingkat waktu perjalanan hingga 10 jam saja. Sebelumnya, jarak yang di dapat jika melakukan perjalanan hingga Surabaya yaitu mencapai 14 jam.

Selain tol Trans Jawa, Jokowi juga tengah membangun tol trans Sumatera, Jalan Nasional Trans Kalimantan dan juga Trans Papua. Total jalan yang sudah dibanhgun mencapai 2.287 km jalan nasinal dan 872 km jalan tol.

Di sektor perumahan, Jokowi juga memiliki program Ssejuta Rumah. Capaian Program Sejuta Rumah pada 2015 telah membangun sebanyak 669.770 unit. Terus meningkat pada 2016 dengan 805.169 unit, dan sebanyak 904.758 unit pada 2017.

Sedangkan pada 2018, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menyatakan bahwa pembangunan rumah yang tercatat dalam Program Satu Juta Rumah mencapai angka 1.132.621 unit.

Di luar itu, Jokowi juga telah membangun 55 bendungan dimana 14 bendungan selesai dai 41 bendungan lainnya dalam penyelesaian. Untnuk 2019 ini, akan dibangun 10 bendungan baru sehingga total sejak 2015 hingga 2019 akan ada 65 bendungan baru.

Di lua ritu masih ada juga jembatan, sistem penyediaan air minum dan pos lintas batas negara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sektor Energi

Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Di sektor energi beberapa pencapaian besar yang telah ditorehkkan Pemerintahan Jokowi adalah kembalinya tambang Freeport ke Ibu Pertiwi.

Tepatnya pada akhir Desember 2018, saham PT Freeport Indonesia sudah dikuasai Indonesia sebesar 51,2 persen. Saham perusahaan tambang ini resmi beralih ke PT Inalum, induk holding pertambangan nasional.

Ini dinilai menjadi momen bersejarah. Memang, selama puluhan tahun, tambang emas ini dikelola perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, di bawah bendera PT Freeport Indonesia. Tambang emas Freeport di Papua adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Selain di tambang, Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo juga telah berhasil mengembalikan pengeloaan Blok mingas terbesar di Indonesia dari asing ke PT Pertamina (Persero).

Tepatnya pada 31 Juli 2018, pemerintah menunjuk Pertamina, sebagai pemenang Blok Minyak dan Gas Rokan. Dengan hasil itu, Pertamina kelola Blok Rokan setelah kontrak Chevron Pacific Indonesia habis pada 2021.

Presiden Jokowi juga telah berhasil memeratakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui program BBM Satu Harga. Program ini membuat harga BBM di Jakarta sama dengan di daerah terpinggir, terluar dan terpencil.

Mengutip situs Kementerian ESDM, lewat program BBM Satu Harga tersebut, harga jual BBM yang sebelumnya di Kabupaten Puncak, Papua sebesar Rp 100 ribu, di Nunuka, Kalimantan Utara sebesar Rp 40 ribu, dan Pegunungan Arfak, Papua Barat sebesar Rp 30 ribu, menjadi sebesar Rp 6.450 untuk premium dan solar sebesar Rp 5.150 per liter.

Hingga 2018, realisasi BBM Satu Harga mencapai 131 titik. Diharapkan penyaluran BBM Satu Harga makin luas. Ditargetkan mencapai 160 titik untuk periode 2017-2019.

 

Sektor Pangan

Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pembeli memilih daging kerbau dan sapi yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sektor pangan, Jokowi telah berhasil mengendalikan harga pangan sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat.

Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata inflasi bahan makanan dari 2009 hingga 2013 yakni mencapai 8,04 persen. Sementara pada periode 2014-2018, rata-rata inflasi bahan makanan sebesar 5,17 persen.

saat ini harga beras Indonesia menduduki peringkat 80 di dunia seharga USD 0,88 atau Rp 12 ribu per kilogram (kg).

Harga ini masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia yang berada di peringkat 70 dengan harga beras USD 0,97 atau Rp 13.700 per kg, Singapura USD 1,91 atau setara Rp 27 ribu per kg, dan Thailand USD 1,2 per kg atau sekitar Rp 16 ribu per kg.

Sedangkan untuk harga daging Indonesia berada di perngkat 51 di dunia dengan harga USD 8,35 atau Rp 117 ribu per kilogram (kg) (Kurs USD 1 = Rp 14.126).

Harga ini masih terbilang rendah dibandingkan dengan Singapura, yaitu USD 8,37 atau setara Rp 118 ribu per kg, Thailand USD 10,99 per kg atau sekitar Rp 155 ribu per kg dan Australia sebesar USD 10,75 per kg atau setara Rp 150 ribu per kg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya