Sri Mulyani Curhat Selalu Dikira Mau Nagih Pajak Tiap Ketemu Pengusaha

Menteri Sri Mulyani selalu dianggap sebagai penagih pajak oleh para pengusaha.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 15:20 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 15:20 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani bercerita dirinya selalu diidentikan dengan pajak oleh orang lain. Pasalnya, setiap bertemu dengan seorang pengusaha hal pertama yang diucapkan adalah mengenai pembayaran pajak.

"Dari tadi saya semenjak dijemput di lift sampai sekarang semua selalu mengatakan "Bu saya sudah bayar pajak, Bu saya sudah". Saya tidak bertanya, saya enggak ngapa-ngapain, saya diam saja. Kenapa orang kalau ketemu saya selalu harus ngomong sudah bayar pajak," kata dia di hadapan ratusan pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI, di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (27/2).

Dia menilai dirinya selalu diidentikan sebagai penagih pajak. Terutama oleh para pengusaha. "Itu loh kayaknya muka saya itu muka tukang nagih (pajak) kali ya, padahal saya tuh diam saja," ujarnya.

Kendati demikian dia menegaskan sangat berterima kasih kepada para pengusaha yang telah taat pajak. Terlihat dari penerimaan pajak yang mengalami peningkatan di tahun 2018.

"Saya ke sini ingin menyampaikan terima kasih bahwa para pengusaha Indonesia tahun lalu memberikan kontribusi pajak yang sangat baik. Terima kasih," ujarnya.

Dia menjelaskan, pendapatan yang diperoleh dari pajak selalu digunakan untuk hal produktif atau belanja negara.

"Penerimaan yang cukup besar itu kita belanjakan sebesar Rp 2.200 triliun itu terealisir ini adalah tertinggi dalam juga history belanja Indonesia itu. Jadi jangan merasa bahwa kalau Anda bayar pajak seolah-olah kemudian uangnya itu saya taruh di dalam lemari besi atau saya taruh di Bank Indonesia. Lebih banyak dan itu menjadi faktor untuk menggerakkan ekonomi Indonesia," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya