Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewaspadai kondisi neraca perdagangan Februari 2019, yang surplus sebesar USD 0,33 miliar, sedangkan dua bulan sebelumnya defisit.
Sri Mulyani mengungkapkan, kewaspadaan terhadap kondisi neraca perdagangan yang surlplus sebab nilai ekspor menurun sebesar 10,03 persen menjadi USD 12,53 miliar dari bulan sebelumnya. Selain itu, nilai impor pada Februari 2019 juga anjlok sebesar 18,61 persen menjadi USD 12,2 miliar.
Advertisement
Baca Juga
"Pemerintah akan tetap terus waspada. Kenapa? Karena ini positifnya terdiri dari dua-duanya negatif yaitu ekspornya negatif 10,3 persen, impornya turun lebih dalam lagi," kata Sri Mulyani di Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).
Menurut dia, pemerintah akan mengevaluasi kondisi tersebut, untuk mencari faktor penyebabnya. Dia pun mengerucut karena musiman atau akibat pelemahan ekonomi dunia.
"Jadi kita juga harus lihat faktor-faktor apakah ini bentuknya seasonal karena biasanya bulan Februari, Maret ini adalah faktor musiman penurunan ataukah ada sesuatu yang sifaktnya lebih fundamental seperti dampak dari pelemahan ekonomi dunia," tutur dia.
Sri Mulyani mengaku akan mengevaluasi kemungkinan penurunan impor, karena penggantian barang impor dengan yang ada di dalam negeri. Jika tidak, kegiatan produksi industri akan terganggu.
"Jadi kita nanti kita akan lihat statistiknya lebih dalam, tetapi paling tidak dengan surplus ini memberikan suatu sinyal positif kepada kita namun masih banyak dan masih harus kita lakukan," tandasnya.
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 0,33 Miliar di Februari
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2019 surplus sebesar USD 0,33 miliar. Hal ini berbanding terbalik dari Januari 2019 yang defisit sebesar USD 1,16 miliar dan Februari 2018 yang defisit USD 120 juta.
"Sesudah 4 bulan kita mengalami defisit, Alhamdulillah bulan ini kita mengalami surplus. Kita berharap bulan-bulan berikutnya kita mengalami surplus," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Baca Juga
Dia menjelaskan, pada Februari 2019, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 12,53 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 12,2 miliar.
"Pada Februari 2019, total ekspor sebesar USD 12,53 miliar. Dibandingkan Januari 2019, berarti ada penurunan 10,03 persen," ungkap dia.
Sedangkan impor pada Februari 2019 juga menurun drastis yaitu 18,61 persen dibandingkan impor di Januari 2019.
Dia menjelaskan, neraca perdagangan ini dipengaruhi harga komoditas baik migas maupun nonmigas pada Februari 2019. Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti nikel, tembaga, seng, karet dan sawit. Sedangkan yang mengalami penurunan yaitu minyak kernel dan batu bara.
"Komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan ada, tapi ada juga komoditas yang mengalami penurunan. Minyak mentah dan nonmigas ini berpengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia," tandas dia.
Advertisement