BEI Incar Hijaber dan Ibu Muda Jadi Investor Syariah

Rata-rata investor syariah baru sebanyak 1.777 investor per bulan.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 18 Mar 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 17:30 WIB
Pembukaan-Saham
Ilustrasi BEI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Upaya mendorong jumlah investor syariah, Bursa Efek Indonesia membidik para ibu muda dan hijabers sebagai salah satu sumber utama investor berbasis syariah.

“Kami sedang membidik komunitas termasuk hijaber,” ujar Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Dia menjelaskan, memilih komunitas hijabers karena akan lebih murah, cepat, dan segmennya lebih fokus.

Selain hijabers, ternyata BEI juga telah mengincar beberapa komunitas lainnya, mulai dari kategori umum, pesantren, hingga ibu-ibu muda yang telah menyetujui untuk kerja sama dalam rangka meningkatkan investasi berbasis syariah.

“Kami juga mengincar komunitas ibu-ibu muda, atau Macan(Mama-Mama Cantik),” tambahnya.

Irwan pun menjelaskan bahwa rata-rata investor syariah baru sebanyak 1.777 investor per bulan. BEI mengharapkan angka ini ke depannya akan semakin meningkat.

“Jumlah investor syariah sudah menyumbang peningkatan jumlah investor pada Bursa sebanyak 38 persen,” dia menandaskan.

 

BEI Bidik Pertumbuhan Investor Syariah Naik 100 Persen 2019

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan jumlah investor syariah naik sampai 100 persen menjadi 89.072 investor pada tahun ini.

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Irwan Abdalloh mengatakan, komposisi investor saham syariah Indonesia pada 2018 mencapai 44.536 investor. Angka ini naik 92 persen dibandingkan 2017 sebesar 23.207 investor.

"Semua bicara tentang data dan fakta. Jadi tidak lagi katanya-katanya. Karena RI punya potensi pasar modal syariah terbesar di dunia. Data World Bank 2017 menunjukan 87 persen penduduk kita Muslim dan 64 persen kelompok produktif," ujarnya di Gedung BEI, Senin (18/3/2019).

Jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham yang tercatat di data Single Investor Identification (SID) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 2018, maka total jumlah investor saham syariah baru mencapai 5,2 persen.

Adapun sebaran jumlah investor saham syariah terbesar berada di Pulau Jawa mencapai 60 persen atau setara dengan 26.681 investor.

Posisi kedua wilayah Sumatera dengan jumlah sebesar 19 persen atau setara 8.467 investor serta ketiga di pulau Kalimantan dengan jumlah investor mencapai 7 persen atau ekuivalen dengan 3.034 orang.

"Untuk Pulau Jawa, paling banyak itu investornya di Jawa Timur yakni 5.792 orang, kemudian Jawa Barat 5.588 orang dan posisi ketiga itu DKI Jakarta dengan 5.444 investor atau 20,6 persen," jelas dia.

Untuk meningkatkan jumlah investor, strategi BEI adalah melalui edukasi tatap muka dengan calon investor di berbagai daerah. BEI ikut melibatkan Dewan Syariah Nasional dan juga perusahaan efek.

"Jadi program kami adalah inklusi, transaksi, dan insentif kepada calon investor," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya