Produsen Tekstil Targetkan Raup Transaksi USD 150 Juta Lewat Pameran

Produsen tekstil dan produk tekstil mencoba mengenalkan produknya dengan menggelar pameran industri TPT

oleh Nurmayanti diperbarui 21 Mar 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 10:30 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Era Industri 4.0 menuntut pabrik melakukan pembaharuan dan upgrade peralatan mesin dengan teknologi yang memiliki kemampuan presisi, cepat, murah dan mudah dalam operasionalnya serta ramah lingkungan, sehingga mendorong harga produk menjadi lebih efisien dan mampu bersaing.

Terkait ini beberapa produsen tekstil dan produk tekstil mencoba mengenalkan produknya dengan menggelar pameran industri TPT (Tekstil dan ProdukTekstil) terintegrasi bertaraf internasional terlengkap yakni Indo Intertex – Inatex - Indo Dyechem - Indo Texprint 2019.

"Pelaku bisnis TPT harus melakukan transformasi menghadapi era Industri 4.0. Pameran Indo Intertex – Inatex - Indo Dyechem - Indo Texprint 2019 adalah platform procurement, sourcing dan networking yang paling terpercaya bagi para pelaku industri TPT untuk mengeksplorasi bisnis, apalagi permintaan produk fashion di masyarakat terus berkembang,” ujar Paul Kingsen, Direktur Peraga Expo selaku ketua penyelenggara pameran," jelas dia dalam keterangannya, Kamis (21/3/2019).

Keempat pameran ini saling terkait sebagai satu kesatuan, Indo Intertex menampilkan berbagai permesinan dan peralatan untuk industri tekstil dan garmen, Inatex menampilkan bahan baku serat, benang, kain, aksesoris dan produk fashion serta produk Industri Nonwoven.

Sementara Indo Dyechem menampilkan kimia tekstil, peralatan proses pewarnaan dan finishing, Indo Texprint menampilkan mesin-mesin cetak tekstil digital.

Pameran yang akan digelar di Jakarta International Expo-Kemayoran Hall A, C, dan D selama 3 hari pada tanggal 28 hingga 30 Maret 2019 ini mengambil tema “Investasi Menyambut Making Indonesia 4.0”.

Pada penyelenggaraan pameran yang sama pada tahun 2017, tercatat transaksi bisnis diantara peserta pameran mencapai angka USD 75 juta dan pada 2018 mencapai USD 120 juta.

Oleh karena itu, pada pelaksanaan yang ke-17 tahun ini, Peraga Expo menargetkan peningkatan transaksi mencapai USD 150 juta dengan pengunjung sebanyak 15.000 orang pengusaha dan professional.

Untuk mengantisipasi antusiasme pengunjung dari Bandung sebagai sentra ITPT terbesar, Peraga Expo menyediakan sarana transportasi berupa shuttle-bus dengan rute Bandung-JIExpo Kemayoran (pp) gratis selama 3 hari berlangsungnya pameran.

Menarik diketahui, PT Asia Pasific Rayon (APR) selaku produsen serat viscose terintegrasi pertama di Asia, untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam pameran.

 

Dukung Program Pemerintah

Selama 3 hari pameran APR akan menampilkan produk viscose berkualitas yang dalam pembuatannya mengaplikasikan inovasi teknologi berkelanjutan dan menggunakan fasilitas produksi berstandar dunia. Keberhasilan APR diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah sektor industri tekstil dalam Making Indonesia 4.0, mencetak lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

 Selain pameran, digelar pula berbagai acara Seminar mengangkat topik-topik kekinian yang menarik mengenai sustainable industry dan creative industry 4.0 diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Nonwoven Indonesia (INWA), dan Komunitas Printing Indonesia (KOPI Grafika).

Ada pula seminar mengenai Start-up Fashion Business (online dan offline) dan Import material and export garment in fashion industry di Indonesia oleh kelompok IMPORTIR.ORG. Tak kalah meriahnya akan digelar lomba rancang & peragaan busana Indo Project Runway dan lokakarya cetak tekstil digital.

"Penting bagi pelaku bisnis TPT untuk hadir di acara ini guna meningkatkan wawasan mereka mengenai digitalisasi dan networking yang membentuk tren masa depan sehingga industry kita tidak menjadi sekedar “tukang jahit” namun menjadi trend leader, menggairahkan ekonomi sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata Internasional yang menjadi impian kita semua dan tentunya cita-cita Making Indonesia 4.0” tutup Paul Kingsen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya