Pemerintah Diminta Aktif Sosialisasi Kondisi Pasar ke Eksportir

Pengetahuan mengenai bea masuk suatu negara akan membantu eksportir dalam membuat perhitungan bisnisnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 15:30 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno meminta pemerintah terutama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri agar aktif memberikan informasi terkait negara-negara yang menjadi pasar ekspor Indonesia.

Hal ini, dikatakan akan sangat membantu para eksportir untuk lebih mengenal pasarnya, seperti produk yang diminati negara bersangkutan.

"Dari sisi Kemenlu kita juga butuh informasi dari negara tujuan. Misalnya barang apa saja 10 barang terbesar yang mereka impor," kata dia, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (25/3/2019).

Informasi berikut yang tidak kalah penting adalah terkait bea masuk. Pengetahuan mengenai bea masuk suatu negara akan membantu eksportir dalam membuat perhitungan bisnisnya.

"Kedua bea masuk dan non tariff barrier negara itu yang diberlakukan pada negara lain, kalau barang kita dibeli harus tahu jadi berapa. Ini tugas Kementerian Perdagangan memberitahukan kita," jelas dia.

"Eksportir itu memang harus memiliki jiwa nekat. Kita harus memilih produk yang kita bisa kuasai dengan harga yang kompetitif dan negara mana yang kita tuju," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

Bank Indonesia Genjot Kopi sebagai Produk Unggulan RI

Ilustrasi Kopi
Ilustrasi kopi (dok. Pixabay/Putu Elmira)

Bank Indonesia (BI) menilai kopi sebagai produk unggulan yang dapat menunjang kinerja ekspor Indonesia.

Dukungan BI diwujudkan lewat mengajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan BI ke expo di Singapura.

Dilansir dari keterangan tertulis BI, Cafe Asia Expo diselenggarakan di Singapura pada 21-23 Maret 2019. Sebanyak 154 exhibitor dari 25 negara turut berpartisipasi.

Para UMKM binaan BI merupakan hasil kerja sama antara BI dengan Atase Perdagangan, Kementerian Perdagangan RI dan KBRI Singapura. Di sana kopi asli Indonesia, khususnya yang dihasilkan UMKM, dipromosikan ke masyarakat internasional.

BI juga memandang Singapura sebagai negara potensial sebagai end user dan market hub komoditi kopi.

Diharapkan dengan ini, pelaku UMKM dapat terbantu dalam memasarkan produk mereka langsung ke luar negeri, serta menghubungkan mereka dengan eksportir agar jangkauan pasar semakin luas.

Expo ini juga berperan sebagai sarana dialog agar pelaku UMKM mendapat masukan terkait pasar kopi dunia, sehingga produk yang dihasilkan bisa diterima berbagai pengusaha dan penikmati kopi dunia.

Bank Indonesia (BI) berjanji untuk terus mendorong UMKM kopi binaan BI untuk meningkatkan kualitas produk mereka agar semakin diterima pasar global.

Ini juga akan menjadikan kopi sebagai sumber ekspor dan mengurangi defisit transaksi berjalan yang masih defisit karena produk impor lebih banyak dari ekspor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya