Ribuan Tukang Cuci Mobil Diduga Korban Perbudakan Modern

Masyarakat perlu memahami dan mewaspadai bahaya perbudakan modern.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Apr 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 21:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, London - Memasuki tahun 2019 dan era teknologi 5G, siapa sangka bahwa perbudakan masih ada? Menurut laporan PBB, 40 juta orang di dunia menjadi korban perbudakan modern.

Perbudakan modern tidak hanya terjadi di negara-negara miskin atau berkembang. Kasus itu terpantau masih menjadi masalah di negara ekonomi maju sekalipun.

Terkuaknya kejadian ini berkat adanya aplikasi Safe Car Wash yang mengajak pengguna mengenali tukang cuci mobil yang diduga menjadi korban perbudakan modern. Kebanyakan dari korban adalah imigran yang terjerat utang.

Dilaporkan Reuters, aplikasi Safe Car Wash adalah inisiatif Gereja Inggris dan Gereja Katolik Inggris dan Wales pada Juni tahun lalu. Ini berangkat dari kekhawatiran bahwa 18 ribu tukang cuci mobil di negara mereka adalah korban eksploitasi.

Sejauh ini, ada 8.225 orang mengunduh aplikasi itu, lalu  pengguna diajak mengisi indikator. Caranya, mereka diminta memerhatikan sejumlah tanda seperti apakah tukang cuci mobil yang mereka temui hanya menerima uang tunai, tinggal di tempat mereka kerja, dan apakah mereka tampak ketakutan.

Ribuan pencuci mobil yang diduga korban perbudakan modern di Inggris berasal dari Eropa Timur. Kondisi mereka terjebak utang, bekerja di kondisi tidak aman, dokumen mereka juga direnggut, serta kerap menerima kekerasan verbal dan fisik.


Mengapa Sedikit yang Melapor?

penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan (iStockphoto)

Sayangnya, jumlah pengguna yang melaporkan dugaan perbudakan hanya sedikit. Sejak pertengahan hinggai akhir 2018,hanya 126 pengguna yang menelepon aparat berwenang.

The Clewer Initiative, sayap anti-perbudakan Gereja Inggris, mengaku kecewa karena sedikitnya orang yang melaporkan.

Padahal, mereka yang menemukan tukang cuci mobil yang terindikasi korban perbudakan modern akan dialihkan ke nomor hotline untuk melaporkan.

"Kesadaran publik ini bisa jadi hal positif, meski ada juga kekurangannya karena publik tidak terlatih untuk mengatasi ini layaknya aparat," ucap Caroline Robinson, directur Focus on Labour Exploitation (FLEX).

Masyarakat juga disebut enggan menelepon aparat karena khawatir mereka belum sepenuhnya paham akan situasi, ujar Robinson.


136 Ribu Budak Modern di Inggris

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi (iStock)

Berdasarkan Global Slavery Index Inggris merupakan rumah dari setidaknya 136 ribu perbudakan modern. Angka itu naik 10 kali lipat dari estimasi pemerintah pada tahun 2013.

Perbudakan modern ini muncul di tempat kerja yang tidak diregulasi, selain pada tempat cuci mobil, ini terjadi pula di pabrik-pabrik dan peternakan, lokasi pembangunan, hingga salon perawatan kuku.

Aktivis anti perbudakan modern pun berharap publik semakin sadar bahaya perbudakan modern. Dengan itu, mereka bisa lebih percaya diri untuk melaporkan ke aparat berwenang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya