40% Profesional Ingin Naik Gaji 10% di 2025

Mayoritas profesional kini lebih mengutamakan jam kerja fleksibel (83%) dan fokus yang lebih besar pada kesejahteraan (44%).

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Jan 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 10:00 WIB
Peningkatan Mobilitas Masyarakat di Jakarta
Sejumlah pekerja berjalan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Salah satu aturan kerja pada sektor non esensial diizinkan bekerja dari kantor atau 'work from office' (WFO) 75 persen dan sektor esensial 100 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 40% profesional di Indonesia mengharapkan kenaikan gaji lebih dari 10% di 2025. Namun pada saat yang sama, perusahaan juga mengalami tantangan besar dalam mempertahankan karyawan. Temuan ini didasarkan pada Survei Gaji Indonesia 2025, sebuah analisis otoritatif dan laporan perbandingan mengenai tren gaji yang dilakukan oleh Robert Walters.

“Sejumlah besar profesional di Indonesia mengharapkan kenaikan gaji yang signifikan, dengan banyak yang mengantisipasi kenaikan lebih dari 10%. Ini menjadi tantangan utama bagi perusahaan yang kesulitan berjuang menawarkan kompensasi lebih kompetitif. Mengatasi ketimpangan ini sangat penting untuk menjembatani kesenjangan,” ujar Country Head Robert Walters Indonesia & Vietnam Eric Mary dalam keterangan tertulis, Kamis (15/1/2025).

Menghadapi tantangan ekonomi, termasuk menyusutnya kelas menengah, hanya 44% pemberi kerja berencana meningkatkan gaji, sementara 50% karyawan tetap optimis mendapatkan kenaikan gaji tahun ini.

Selain perihal gaji, hasil survei juga mengungkapkan perubahan prioritas di tempat kerja. Mayoritas profesional kini lebih mengutamakan jam kerja fleksibel (83%) dan fokus yang lebih besar pada kesejahteraan (44%). Menemukan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan serta menangani masalah kesehatan mental telah menjadi faktor penting untuk menarik dan mempertahankan talenta.

“Terdapat kesenjangan yang semakin besar antara apa yang diharapkan karyawan dan apa yang ditawarkan pemberi kerja. Karyawan semakin memprioritaskan keseimbangan antara bekerja dan kehidupan, fleksibilitas, serta keselarasan dengan nilai-nilai pribadi, sementara pemberi kerja menghadapi tekanan untuk memenuhi tuntutan yang terus berkembang ini,” tambah Eric.

 

Banyak yang Cari Peluang Baru 

Pemprov DKI Akan Dukung Pencabutan Status Pandemi Covid-19
Aktivitas pekerja saat jam pulang kantor di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). Menurut Riza Patria, pencabutan status pandemi menjadi pandemi merupakan kewenangan pemerintah pusat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Mencari peluang karir baru sambil tetap bekerja adalah strategi yang semakin banyak dilakukan oleh para profesional untuk mendapatkan peningkatan gaji yang signifikan. Menariknya, setengah dari tenaga kerja memproyeksikan akan beralih ke peran baru pada tahun 2025.

Meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi dan geopolitik yang ada, 1 dari 2 profesional berharap akan mendapatkan kenaikan gaji lebih dari 25% ketika beralih ke pemberi kerja baru. Sebaliknya, hanya 16% yang mengharapkan kenaikan kurang dari 15%.

Saat mempertimbangkan tawaran dari calon pemberi kerja, para kandidat tidak hanya melihat besarnya gaji, tetapi juga manfaat tambahan yang ditawarkan.

Beberapa manfaat yang paling banyak dicari meliputi skema bonus (89%), asuransi kesehatan komprehensif (79%), jam kerja fleksibel (64%) dan pengaturan kerja jarak jauh (47%).

 

Sulit Cari Pekerja yang Berkualitas

Meskipun tersedia banyak talenta potensial di pasar kerja, menarik profesional berkualitas tetap menjadi tantangan besar bagi banyak perusahaan.

Beberapa tantangan utama dalam menarik talenta unggul antara lain kurangnya pengalaman industri yang relevan di antara kandidat (47%), harapan gaji dan manfaat yang melebihi anggaran yang tersedia (45%) dan kualifikasi teknis yang tidak memadai (36%).

Melihat ke depan untuk 2025, lebih dari separuh perusahaan (54%) berencana untuk meningkatkan jumlah perekrutan mereka.

Dari perusahaan yang berencana untuk meningkatkan perekrutan, 19% menargetkan pertumbuhan tenaga kerja lebih dari 10%, sementara 36% lainnya menargetkan ekspansi antara 5% hingga 10%.

Namun, sekitar 30% perusahaan memilih untuk mempertahankan rencana perekrutan mereka seperti saat ini, yang mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam menghadapi situasi pasar yang tidak pasti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya