Cetak Laba, BEI Cabut Suspensi Bumi Resources Mineral

Ada beberapa alasan mengapa BEI melakukan suspensi pada emiten tertentu.

oleh Bawono Yadika diperbarui 12 Apr 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 10:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan pencabutan penghentian sementara saham (unsuspend) PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) pada pagi hari ini.

Direktur Penilaian PT BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan, keputusan unsuspend pagi ini disebabkan Perseroan telah mencetak pendapatan dari bisnis inti (core business).

"Kami sudah melakukan review laporan dan juga kewajiban lagi. BRMS kita unsuspend pagi ini," tutur dia di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Nyoman menambahkan, memang ada beberapa alasan mengapa BEI melakukan suspensi pada emiten tertentu. Itu seperti ketika perusahaan tercatat stagnan dalam mencetak laba dan pendapatan.

"Kalau pendapatan disebuah perusahaan pada triwulan I dan II tetap misalnya Rp 10 miliar maka kedua periode itu tidak ada peningkatan perubahan. Itu harus kita perhatikan," ujarnya

Selain itu dia menilai, core business dari perusahaan juga harus tercatat menghasilkan agar tidak terkena suspensi oleh BEI.

"Perseroan (BRMS) telah menghasilkan pendapatan dari main businessnya. Jadi BRMS kita unsuspend pagi ini" tambah dia .

Seperti diketahui, BEI men-suspensi perdagangan saham Bumi Resources Mineral dikarenakan perseroan tidak membukukan pendapatan sejak 1 Oktober 2018 hingga 31 Desember 2018.

BEI Setop Sementara Perdagangan Saham Bumi Resources Minerals

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) di seluruh pasar sejak sesi pertama perdagangan, Selasa (2/4/2019).

Mengutip keterbukaan informasi, BEI suspensi saham BRMS merujuk pada surat PT Bumi Resources Minerals Tbk Nomor 012/BRM-Corsec/III/19 tanggal 26 Maret 2019, perihal laporan keuangan tahunan PT Bumi Resources Minerals Tbk per 31 Desember 2018, BEI menemukan perseroan tidak membukukan pendapatan usaha sejak 1 Oktober 2018 hingga 31 Desember 2018.

Oleh karena itu, BEI memutuskan menghentikan sementara perdagangan efek PT Bumi Resources Minerals Tbk di seluruh pasar sejak sesi I perdagangan Selasa 2 April 2019 hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

"Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk," tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I BEI, Adi Pratomo Aryanto.

 

2018, Jumlah Penambahan Emiten di RI Tertinggi di Asia

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, jumlah perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal RI tertinggi dibandingkan dengan Asia. 

Pihaknya pun mengaku terus mengedukasi serta sosialisasi seperti workshop dan seminar untuk menggenjot semakin banyak perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

"Tahun 2018 Indonesia ada 57 perusahaan IPO, Malaysia 22 perusahaan, Thailand 19, Singapura 18, Vietnam 3 perusahaan serta Filipina 1 perusahaan," tutur dia di Gedung BEI, Rabu (10/4/2019).

Dia melanjutkan, jumlah perusahaan IPO di Indonesia bahkan paling tinggi di Asia yakni di posisi ke-10. Sedangkan dari segi kapitalisasi Indonesia menduduki peringkat ke-25.

"Jumlah IPO di Asia kita adalah yang paling tinggi kalau di dunia kita nomor 10. Market capitalization kita nomor 25," ucapnya.

Dia pun berharap pasar modal Indonesia terus tumbuh dengan ditunjukkan semakin banyak perusahaan menjadi perusahaan terbuka (go public).

"Harapannya dengan diskusi pagi ini kita sudah ada pasar modal yahh bertumbuh dan yang telah mendapatkan pertumbuhan dari Indonesia," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya