Investor Tak Khawatirkan Hasil Quick Count Pemilu 2019

Ekonom menilai, pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang berjalan lancar, aman dan damai mendapatkan respons positif dari pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Apr 2019, 20:56 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2019, 20:56 WIB
BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom menilai, pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang berjalan lancar, aman dan damai mendapatkan respons positif dari pasar.

Terkait ada salah satu pihak yang tak puas dengan hasil quick count atau hitung cepat Pemilu 2019 memang membuat investor wait and see tetapi tidak ganggu pasar keuangan.

"Biasa saja. Reaksi positif dengan pemilu lancar, aman dan damai, tidak ada yang dikhawatirkan," ujar Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (20/4/2019).

Ia menuturkan, ada salah pihak yang tak puas dengan hitung cepat Pemilu 2019 tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini mengingat sentimen domestik terkait pemilu sudah berjalan aman, lancar dan damai.

Pemilu berjalan aman dan damai itu direspons positif dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 25,67 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.507 pada Kamis 18 April 2019.Investor asing beli saham Rp 1,4 triliun di pasar reguler.

"Tidak ada kekhawatiran. Financial market lebih ke eksternal sentiment. Isu domestik sudah selesai," ujar David.

Namun, David menuturkan, memang investor besar juga menanti pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk hasil Pilpres 2019. "Pemilu berjalan lancar, tidak ada keributan. Memang investor besar wait and see," ujar dia.

Seperti diketahui, berdasarkan hitung cepat pilpres 2019, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin unggul dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Selain itu juga menanti tahapan berikutnya setelah pemilu 2019 yaitu kabinet pemerintahan mendatang. Investor ingin mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintahan mendatang.

"Ada perubahan kabinet, kebijakan itu bisa berubah. Kebijakan lima tahun ke depan bagaimana. Investor melihat bagaimana konsistensi kebijakan dan masalah birokrasi, doing of ease business," tutur dia.

 

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Investasi Bakal Mengalir Deras ke RI

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Investasi diyakini akan mulai mengalir masuk ke Indonesia pasca berlangsungnya pemilihan umum (pemilu). Selama ini banyak investor yang menunggu kondisi pasca pesta demokrasi dan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan terpilih.

Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu.

"Ada fenomena bahwa investor di sektor riil dalam posisi wait and see menunggu hasil pemilu 2019," ujar dia di Jakarta, Jumat, 19 April 2019.

Pengamat Kebijakan Publik, Sidik Pramono menyatakan, meski pemilu berlangsung relatif aman dan kondusif, namun masih ada satu hal lagi yang harus dipenuhi jika ingin investasi nasional segera tumbuh, yaitu soal kepastian investasi.

Menurut dia, tingginya tingkat ketidakpastian berinvestasi di Indonesia disebabkan oleh kebijakan sering berubah-ubah. Hal ini yang kerap dikeluhkan oleh para investor.‎

“Banyak faktor yang dapat mengubah suatu kebijakan, namun di Indonesia saya melihat seringkali dikarenakan adanya pergantian pimpinan atau adanya kepentingan lain,” ungkap dia.‎

Hal tersebut, lanjut Sidik, membuat investor yang merujuk pada suatu kebijakan untuk menjalankan bisnisnya harus mengalami kerugian karena kebijakannya berubah dan tidak sejalan dengan rencana bisnis yang sudah disusun oleh investor.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya