Liputan6.com, London - Sri (83) dan Gopi (79) Hinduja menggeser Sir Jim Ratcliffe sebagai orang terkaya di Inggris. Ini adalah kali ketiga kakak-adik itu mendapat posisi terkaya versi daftar tahunan Sunday Times Rich.
Dilansir dari BBC, kekayaan Hinduja bersaudara mencapai 22 miliar pound sterling atau Rp 408 triliun (1 pound sterling = Rp 18.572). Harta mereka menanjak 1,35 pound sterling (Rp 25 triliun) dari tahun lalu.
Mereka juga mengalahkan kekayaan Ratu Elizabeth II. Menurut Forbes, kekayaan Ratu Elizabeth II ditaksir mencapai USD 500 juta atau Rp 7,2 triliun (USD 1 = Rp 14.403), meski hitungan itu belum termasuk aset ratu yang dipegang pengurus kerajaan.
Advertisement
Baca Juga
Duo Hinduja merupakan pemimpin Hinduja Group, sebuah konglomerasi yang berdiri di Mumbai pada tahun 2014. Perusahaan global ini berbasis di London dan punya bisnis di sektor minyak, gas, perbankan, IT, dan properti.
Pemimpin Hinduja Group sebetulnya adalah empat bersaudara, tetapi dua bersaudara lainnya bukan warga Inggris. Mereka berempat disebut sebagai penganut Hindu yang taat dan vegetarian.
Sebelumnya, Sri dan Gopi pernah menjadi orang terkaya di Inggris pada tahun 2014 dan 2017. Tahun lalu, mereka digeser oleh Sir Jim Ratcliffe (66) pada tahun 2018.
Ratcliffe terjatuh ke peringkat tiga pada daftar terkaya Sunday Times tahun ini. Kekayaannya ditaksir mencapai 18,2 miliar poundsterling (Rp 338 triliun), turun 2,9 miliar pound sterling (Rp 53,8 triliun) dari tahun lalu.
Sunday Times menghitung harta 1.000 orang terkaya di Britania Raya berdasarkan harta seperti tanah, properti, barang seni, dan saham-saham mereka di perusahaan. Sunday Times tidak menyertakan jumlah uang di rekening bank masing-masing miliarder.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Miliarder Inggris Makin Kaya Setelah Brexit
Gubernur Bank Inggris menyatakan ekonomi negerinya sedang menderita akibat sengketa "perceraian" Britania Raya dan Uni Eropa alias Brexit. Pertumbuhan ekonomi pun diproyeksikan menurun dan bisnis mengurangi pengeluaran mereka meski pasar tenaga kerja masih kuat.
Kalang kabut akibat Brexit ternyata tak dirasa oleh orang-orang terkaya Inggris. Harta mereka tercatat melonjak di tengah keresahan ini hinggal total USD 109 miliar atau Rp 1.575 triliun (USD 1 = Rp 14.453).
Dilaporkan Bloomberg, orang terkaya Inggris Sir Jim Ratcliffe tercatat meraup pertambahan kekayaan terbesar paska-Brexit. Hingga Senin, 9 Mei 2019, harta Ratcliffe bertambah USD 13,7 miliar (Rp 198 triliun) semenjak referendum Brexit pada 24 Juni 2016.
Belakangan, bos perusahaan petrokimia itu memicu polemik karena ia malah ingin pindah ke Monako, padahal ia merupakan seorang Brexiteer atau pendukung Brexit. Ia disebut ingin pindah negara demi menghindari pajak sebesar puluhan triliun rupiah.
Miliarder lain yang meraup untung besar adalah James Dyson. Kekayaannya tercatat naik USD 6,7 miliar (Rp 96,8 triliun). Sama seperti Ratcliffe, Dyson juga diketahui sebagai Brexiteer.
Sementara para orang terkaya, Bank Inggris sedang cemas akan datangnya resesi apabila tak ada kesepakatan Brexit yang positif dengan Uni Eropa. Batas akhir keputusan kesepakatan perceraian Brexit diundur hingga 31 Oktober 2018.
Advertisement
Bos Facebook Jadi Orang Terkaya Paling Berpengaruh di Dunia
 Bos Facebook Mark Zuckerberg terpilih menjadi tokoh berpengaruh di dunia versi Time 100. Zuck, demikian akrab disapa, menjadi sosok paling kaya dalam daftar itu.
Dalam daftar Time 100, Mark Zuckerberg berada dalam kategori titan bersama tokoh masyarakat tersohor seperti Mohamed Salah (atlet), Ryan Murphy (sutradara), Bob Iger (bos Disney), dan Jerome Powell (pemimpin Federal Reserve).
Dalam tulisan persembahan yang ditulis Sean Parker (mantan partner Zuckerberg), bos Facebook disebut masih sederhana dan agak pemalu, walau ia telah mengubah dunia.Â
"Ia masih orang yang agak pemalu, serta ramah, seperti yang saya temui 15 tahun lalu. Ia masih bisa mengutip dari film-film favoritnya, dan ia tinggal di rumah sederhana di Palo Alto, California," tulis Parker.
Mark Zuckerberg juga tidak dipandang sebagai sosok materialistis. Tujuannya adalah mengembangkan potensi Facebook ke arah yang baik.
Mengingat beragam kontroversi yang terjadi pada Facebook, Sean Parker menyebut Zuck akan berhadapan dengan pilihan-pilihan berat terkait privasi dan investigasi pemerintah.
"Mark perlu berhadapan dengan pilihan-pilihan berat. Harapan saya adalah ia tetap setia pada cita-cita yang menjadi fondasi perusahaannya - memilih mempromosikan nilai-nilai universal seperti kesantunan ketimbang sensasionalisme, intimasi ketimbang status sosial, dan martabat manusia ketimbang tribalisme - atau dalam Zuckspeak, yakni 'kebaikan,'", tulis Parker.