Strategi Kemenhub Atasi Keterlambatan Bus Akibat Sistem Satu Arah di Trans Jawa

Kemenhub masih mencari cara agar pemberlakuan one way di tol Trans Jawa saat mudik lebaran dapat berlaku optimal.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2019, 13:28 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 13:28 WIB
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mencari cara agar pemberlakuan one way atau sistem satu arah di tol Trans Jawa saat mudik lebaran dapat berlaku optimal.

Hal ini menyusul ada keluhan Organisasi Angkutan Darat (Organda) terkait dengan rencana tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan, salah satu opsi yang bakal dilakukan yakni mengawal bus hingga sampai Jakarta lewat jalan negara. Terkait pelaksanaan rencana ini, Kemenhub akan bekerjasama dengan Kepolisian.

Budi menuturkan, pihaknya sempat berpikir untuk membuat satu jalur khusus di ruas tol untuk bus yang mengarah balik ke Jakarta. Namun opsi ini terlampau berisiko

"Yang paling memungkinkan melalui jalan biasa atau kita ada perlakuan beberapa bus kita kawal sampai Jakarta dengan menggunakan lajur yang sebelah kiri," kata dia, di Jakarta seperti ditulis Jumat (17/5/2019).

Dia mengatakan, Pemerintah telah diingatkan oleh Organda terkait dengan kemungkinan terjadinya penumpukan penumpang di Jakarta karena bus dari arah timur seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur terlambat kembali.

"Kami juga diingatkan oleh teman-teman Organda bahwa saat pemberlakuan one way ini, mobil yang setelah mengantar penumpang dari Jakarta ke Jawa Tengah, Jawa Timur, kembali ke Jakarta mungkin melalui jalur Pantura sampai Jakarta," ujar dia.

"Teman-teman dari Organda menyampaikan supaya bus yang kembali ke Jakarta tidak kosong atau keterlambatan," imbuhnya.

Dia mengakui, keterlambatan bus yang balik ke Jakarta kerap terjadi setelah Cikampek. "Sampai Cikampek perkiraan saya tidak ada persoalan. Tapi sampai Cikampek, Karawang, Bekasi, bus ini akan ada perlambatan. Di situ juga banyak tempat-tempat perindustrian," kata dia.

Karena itu, untuk mengatasi keterlambatan bus yang balik ke Jakarta, pihaknya akan bekerjasama dengan Kepolisian untuk mengawal bus-bus tersebut.

"Menggunakan jalan negara biasa pasti akan ada keterlambatan akan kami kawal pasti melalui kerjasama yang baik dengan Kepolisian," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah memutuskan akan memberlakukan sistem satu arah di ruas tol Trans-Jawa dari KM 29 Cikarang Utama msampai dengan Brebes Barat atau KM 262 selama 4 hari. Pemberlakuan one way akan terjadi pada 30 Mei hingga 2 Juni 2019 selama 24 jam penuh.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

YLKI Minta Pemerintah Uji Coba Sistem Satu Arah Tol Trans Jawa

Banner Infografis Satu Arah Tol Trans Jawa Saat Mudik Lebaran
Banner Infografis Satu Arah Tol Trans Jawa Saat Mudik Lebaran. (Liputan6.com/Abdillah)

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar pemerintah melakukan uji coba rencana penerapan sistem satu arah di Tol Trans Jawa saat mudik Lebaran.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, rencana penerapan satu arah tol Trans Jawa akan efektif mengurangi kemacetan untuk dari arah Jakarta (arah Cikampek).

Namun, hal itu dinilai akan sebaliknya bagi pemudik yang pulang dari arah Jawa menuju Jakarta.

"Pertama jika konteksnya untuk melancarkan arus mudik dari arah Jakarta, tentu saja ini menjadi solusi. Karena volume traffic pada saat puncak arus mudik itu diprediksi 40 persen kendaraan akan lewat jalan tol," jelas dia kepada Liputan6.com, Rabu, 15 Mei 2019.

"Tetapi pemerintah harus memikirkan hak konsumen yang lain yang balik dari arah Jawa menuju Jakarta, agar di satu sisi jangan sampe arah tol Trans Jawa lancar tetapi dipinggir-pinggirnya neraka. jadi harus ada rekayasa serupa traffic-traffic yang terdampak di tol itu," tambah dia.

Dia pun berharap, pemerintah dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan rekayasa lalu lintas bagi para pemudik.

"Sebelum diterapkan mestinya ada ujicoba dulu. Rekayasa bagaimana kira-kira efeknya. Bukan full dengan one way traffic, tapi contra flow, karena contra flow kan separuh ambilnya, sisanya masih ada akses. Jadi ini kerjanya harus lebih kuat lagi antara polisi, dishub dan pihak lain selain awasi tol juga non tol," ucapnya.

 

2 Ruas Tol Jasa Marga Bakal Terkena Sistem Satu Arah Saat Mudik

(Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)
SPBU Pertamina di Tol Trans Jawa (Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)

Sebelumnya, demi mengurai kepadatan lalu lintas, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan menerapkan sistem satu arah atau one way di Jalan Tol Trans Jawa, yakni dari Km 29 Cikarang Utama hingga Km 262 Brebes Barat.

Jalur sepanjang itu dikelola oleh beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), termasuk PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Desi Arryani mengatakan, akan ada dua ruas tol milik perseroan yang juga bakal terkena sistem one way pada saat mudik Lebaran nanti.

"Ada dua, Jakarta-Cikampek sama Palimanan-Kanci. Cuman kita koordinir teman-teman (BUJT yang lain) untuk di sisi operasinya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Tunnel Walini, Kabupaten Bandung Barat, seperti ditulis Rabu, 15 Mei 2019.

Seperti diketahui, penerapan sistem satu arah ini total berlaku selama tujuh hari. Dengan pembagian, empat hari pada saat arus mudik dan tiga hari pada arus balik Lebaran.

Secara waktu, sistem ini akan mulai berlaku pada pukul 6 pagi sejak hari pertama dan terus berlaku selama 24 jam dalam tujuh hari selanjutnya.

Menanggapi kebijakan tersebut, Desi mengatakan pihak BUJT sepenuhnya mendukung keputusan itu. "Kebijakan pemerintah kita ikut dong," serunya.

"Pokoknya kita support sepenuhnya. Teknikalnya sangat detil kita support. Tapi statement resminya nanti dari pak Menhub (Budi Karya Sumadi) dan Kakorlantas (Refdi Andri)," dia menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya