Tingkatkan Layanan, PNM Sinergi dengan Dukcapil

Tujuan kerja sama untuk integrasi sistem database nasabah yang dimiliki PNM dengan data kependudukan yang dimiliki oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Mei 2019, 15:21 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2019, 15:21 WIB
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi. Liputan6.com.
Data Ekspor Impor.

Liputan6.com, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM) menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Ditjen Dukcapil Kemendagri) tentang pemanfaatan data kependudukan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah PNM.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, penandatanganan kerja sama bertujuan untuk integrasi sistem database nasabah yang dimiliki PNM dengan data kependudukan yang dimiliki oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri. Sehingga layanan PNM kepada nasabah dapat tepat sasaran dan sebarannya semakin meluas.

"Integrasi ini meliputi sinkronisasi, verifikasi, dan validasi atas pengelolaan data calon nasabah atau nasabah dalam layanan PNM melalui pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Data Kependudukan, dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)," terangnya di Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Adapun kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan oleh Arief Mulyadi selaku Direktur Utama PNM dan Zudan Arif Fakrulloh selaku Ditjen Dukcapil Kemendagri di Menara Taspen, Jakarta Pusat.

Sebagai informasi saja, PNM merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas memajukan ekonomi kerakyatan dengan memberikan pembiayaan, pendampingan dan pembinaan usaha kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Dengan database yang valid dari Ditjen Dukcapil Kemendagri, PNM dapat memetakan dengan baik calon nasabah binaan yang memerlukan layanan kami. Hal ini tentu akan memberikan manfaat pemerataan layanan," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PNM Targetkan Nasabah Mekaar Tembus 6 Juta Orang di Akhir 2019

Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi. Liputan6.com.
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi. Liputan6.com.

Sebelumnya, PNM mentargetkan Nasabah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) tembus 6 juta orang pada akhir tahun ini. Angka itu naik pesat dari jumlah target sebelumnya yakni di kisaran 4 juta nasabah.

Sampai April 2019, PT PNM berhasil mengumpulkan sekitar 4,5 juta nasabah. Hal ini pun mendorong perseroan agar merevisi target mereka tahun ini menjadi 6 juta orang. 

"Itu 4,5 juta sebenarnya target tahun 2019. Target Mekaar sekitar 6 juta untuk tahun ini, semula 4,5 juta. Karena beberapa pertimbangan dan permintaan stakeholder, menurut kami layak kami revisi jadi sekitar 6 juta," ujar Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi dalam acara buka bersama, pada Rabu 15 Mei 2019 di Jakarta.

Tidak hanya jumlah nasabah Mekaar yang berkembang, aset perseroan pun melesat tinggi. Komisaris Utama PT PNM Agus Muharram menyebut aset perseroan saat ini sudah menembus Rp 20,4 triliun.

"Modal awal hanya Rp 300 miliar, mungkin BUMN, bank lain, jauh lebih besar. Sekarang asetnya Rp 20,4 triliun," ujar Agus yang juga menyebut kredit macet program Mekaar amat kecil, yaitu di bawah 1 persen.

Hadir di 5.000 Kecamatan

Sinergi BUMN, BTN Akuisisi Anak Usaha PNM
Dirut PNM, Arief Mulyadi memberi sambutan saat penandatanganan perjanjian pembelian saham bersyarat PNMIM dari PNM, Jakarta (22/4). Pembelian perusahaan manajer investasi merupakan langkah awal perseroan merealisasikan rencana ekspansi untuk memperluas cakupan bisnisnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga saat ini Mekaar sudah hadir di hampir seluruh provinsi Indonesia dan sekitar 5.000 kecamatan. Provinsi yang belum mendapat kehadiran Mekaar hanya tinggal Maluku Utara.

Arief Mulyadi menargetkan setelah Lebaran 2019 maka Mekaar akan hadir di provinsi tersebut. Sebab, ia menjelaskan sudah banyak daerah yang mengakui dampak nyata kehadiran PT. PNM.

"Dari beberapa daerah yang dalam beberapa kesempatan telah menyampaikan kepada kami bahwa ada dampak kehadiran PNM baik Ulaam maupun Mekaar di daerahnya terutama berperan dalam menurunkan kemiskinan," ungkap Arief.

Plafon untuk Mekaar adalah sejumlah Rp 5 juta, namun Arief berkata mereka yang sudah berpengalaman dan memiliki potensi bisa menjadi Mekaar Plus yang akan meluncur Juni mendatang. "Mekaar Plus nanti sampai Rp 25 juta," jelas Arief.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya